Tuesday, October 24, 2017

When Fate Leads You to Happy / Sad Ending (Review Duka Sedalam Cinta)


Hadir ke Premier DSC. Lol. Secara Kokas di samping rumah saya pan.


Perjalanan anak manusia adalah sebuah guratan takdir yang telah ditentukan kemana dia akan berlabuh. Perjalanan itu bisa sangat panjang dan berliku atau singkat saja dan lurus. Pada akhirnya ujung semua perjalanan itu adalah takdir itu sendiri. Menemuinya di ujung, berarti menghentikan semua langkah yang telah tertoreh dalam guratan cinta dan duka.

***

Apa film yang paling saya tunggu-tunggu di tahun ini? Thor Ragnarok? Justice League? Pitch Perfect 3? Pengabdi Setan? Atau apa? Bagi yang sudah kenal dengan saya pasti tahu. Ya, film yang paling saya tunggu-tunggu tahun ini adalah DUKA SEDALAM CINTA!

Film apa tuh? Bagi kalian yang pernah dengar film Ketika Masa Gagah Pergi pasti akan langsung nyambung dengan film ini. Ya, film ini adalah kelanjutan dari film Ketika Mas Gagah Pergi. Kelanjutan petualangan Gagah dan Gita dalam konflik kakak beradiknya. Semuanya akan “diselesaikan” dalam Duka Sedalam Cinta ini. Nah, dari mulai Premiernya di deket rumah saya, sampai hari ini, total saya sudah menonton sebanyak 7 kali! Tapi saya jamin, dalam penulisan review ini saya akan jujur dan gak menulis dengan kecintaan membabi buta. Jadi dijamin gak buat akal-akalan aja.

Film dibuka dengan narasi dari Mas Gagah yang sedikit flashback pada saat beliau praktek kerja lapangan di Ternate. Di sini diceritakan kalau ternyata saat Mas Gagah jatuh dari tebing itu, sebelum jatuh ke laut dia ditolong oleh seseorang (no spoiler). Kemudian takdir itulah yang membawanya bertemu dengan Kiyai Ghufron dan adiknya. Narasi pun diambil alih oleh Yudhi alias Mas Fisabilillah ketika dia akan berorasi di sebuah bis metromini. Takdir pun kembali hadir menghampiri Yudhi yang ditusuk pisau saat ingin melerai remaja yang sedang tawuran (dari sini aja saya sudah berdecak kagum, mindah-mindahin narasi itu “gak biasa” banget loh!). Lalu narasi menuju Gita yang merasa jadi “korban” sang kakak. Namun lambat laun semuanya menuju pada titik temu pada jalan yang mereka lalui bersama-sama. Ujungnya, takdirlah yang menentukan akhir dari kisah semua tokoh yang ada (saya gak perlu ceritain lagi ya, enaknya langsung ditonton aja!).

***

Awalnya saya menonton film ini saat premier di Kota Kasablanka XXI karena “dipaksa”. Reaksi awal saya langsung berbunga-bunga. Di awal-awal aja saya udah nangis sesegukan saat theme song “Jalan Yang Kupilih” terdengar. Itu benar-benar bikin mata basah. Lalu momen Gita dan Gagah berbaikan juga bikin mengeluarkan air mata lagi, bagi saya itu adalah moment yang unforgetable dan golden scene. Di momen itu akting Hamas bener-bener keren. Dia mampu men-switch suasana sedih usai berdoa, menjadi berwajah ceria saat menghadapi adiknya. Beradegan kakak adik yang begitu akrab tanpa harus bersentuhan satu dengan yang lain. Sosok Hamas jadi benar-benar mampu menghidupkan karakter Mas Gagah. Ditambah lagi dengan akting Aquino Umar yang luar biasa, adegan  itu terasa benar-benar nyata.

My Favorite scene

 
My most memorable moment in DSC. Hamas mampu men switch wajah sedih menjadi Mas Gagah banget
pada saat bertemu Gita. Keren deh!

Pada saat adegan “Oh, kalau yang itu sudah meninggal dunia”, ini juga benar-benar menjadi "awkward moment". Antara sedih Mas Fisabilillah dikabarkan sudah meninggal dan lucu melihat reaksi Gita yang kaget. Momen yang membutuhkan tissu kembali adalah... ahh, kalau saya ceritakan kembali bisa menjadi spoiler ini. Intinya, dari awal sampai film ini berakhir, saya selalu memerlukan tissu di samping saya. Menonton film ini benar-benar dibuat takjub. Ditambah lagi dengan scene pemandangan alamnya yang luar biasanya indah, membuat saya memasukkan berenang-renang di Pulau Gagah dan menelusuri pantai-pantai di Halmahera Selatan ke dalam Bucket List.

 
Tissu dan buku DSC yang setia menemani saya keliling bioskop

Nah, sekarang saya akan bahas kelebihan dan kekurangan dari film ini. Sebagai reviewer saya berusaha seobjektif mungkin dalam menulis review tentang film i i, tanpa memandang status saya sebagai penggila film KMGP.

Mari kita mulai dari kekurangannya :


Pertama yang saya soroti dari film ini adalah cerita yang terlalu padat jadi mesti cepat-cepat menikmatinya. Istilahnya full up in short time. Sepertinya film ini sedikit memaksaan adegan-adegan yang menurut saya tidak terlalu penting, semisal saat bertemu dengan Pak Bupati. Jika film hanya berfokus pada Gita dan Gagah saja, serta tambahan dari Yudi dan Gita, film tidak akan terlalu padat.

Kedua, cerita yang bikin shock dengan alur yang di switch terlalu cepat. Pada saat sedang asyik melihat adegan Gagah dan Gita, kemudian muncul adegan lain. Karena ini sequel, bagi penonton film pertamanya seperti saya mungkin tidak akan berpengaruh banyak, tetapi bagi penonton pemula film ini, mereka akan kerepotan menerka-nerka siapa tokoh-tokoh itu.

Ketiga, sad moment yang anti klimaks. Mungkin ini masalah selera, tapi menurut saya penjiwaan kehilangan Mas Gagah nya belum terlalu mantab. Usai scene Mas Gagah pergi, beralih ke scene berikutnya, yang seolah melupakan Mas Gagah, terlalu cepat. Paling tidak dibuat benar-benar sedih sampai klimaks kemudian baru ada adegan baru yang muncul.

Mungkin saya hanya menemukan beberapa hal kecil itu aja, not major mistakes sih. Tapi bagi die hard fans seperti saya jadi gak dapet feel nya. Sekedar catatan, saya nonton berkali-kali jadi saya bisa melihat film ini secara detil dan menyeluruh. Kalo cuma sekali trus nulis review and ratingnya jelek, yah, gak mutu banget deh!

Nah, sekarang bagian kelebihannya yang membuat saya kagum pada film ini.

Pertama, Kita bisa menonton film ini tanpa perlu menonton film yang pertamanya. Jadi bisa dikatakan film ini bisa berdiri sendiri. Flashback scene nya pun dipilih yang mewakili keseluruhan dari film yang pertama sehingga tidak membuat bingung penonton baru. Golden scene yang ada di film pertama ditampilkan lagi sekilas, agar penonton mengetahui benang merah cerita sebelumnya. Bagi penonton KMGP sudah pasti flashback itu jadi semacam reuni kecil setelah 1 setengah tahun dari film yang pertama. Bisa kita bayangkan bagaimana hebatnya, film ini bisa ditonton tanpa perlu menonton film yang pertamanya tetapi masih dapat feel nya.

Kedua, jalan cerita yang berbeda dan alurnya tidak linear dan endingnya yang tidak mudah tertebak. Bahkan saya tidak percaya jika endingnya seperti itu. Benar-benar diluar dugaan. Semua tokoh tereksplor dengan baik sesuai dengan porsinya masing-masing. Jika di film pertamanya yang tereksplor porsinya lebih banyak Gagah dan Gita, disini semua tokoh kebagian peran masing-masing dan tereksplor dengan baik. Kita jadi mengenal tokoh Nadia, Kiyai Ghufron, dll yang di film pertama perannya belum terlalu signifikan. Setiap karakter unik dan mempunyai hal yang berbeda-beda.

Ketiga, film yang penuh dengan kata-kata puitis dan quotes ciamik. Bahkan dari narasi yang dibacakan masing-masing tokoh saja, saya bisa bilang ini film romantis dan puitis. Semua kata-kata puitis itu tersalurkan dengan gambar-gambar yang mewakili perasaan tokoh masing-masing. Seperti gambar deburan ombak, dua keong laut, burung camar, dll. Amat sangat jarang film di Indonesia yang mempresentasikan pikiran para tokohnya lewat scene-scene yang diputar secara implisit.


"Work Hard, Give Hard" -Kiyai Ghufron-


Keempat, gambar yang menyajikan keindahan Ternate dan Halmahera Selatan membuat saya kembali takjub. Awal KMGP muncul, saya langsung mengubah mindset saya kalau travelling tidak harus ke Luar negeri melulu. Melihat keindahan alam Ternate yang diceritakan di film pertama membuat saya memasukkan Ternate ke local traveling destination saya. Namun, belum sampai pergi kesana, di film kedua ini saya mendapatkan kembali keindahan alam Halmahera Selatan. Bagaimana tidak berkeinginan kuat travelling kesana jika sepanjang film diputar disajikan pemandangan yang indah-indah dengan angle pengambilan gambar yang tidak biasa. Beberapa scene yang menurut saya menakjubkan adalah saat Gagah dan Yudi berada di atas boat melintasi masjid dengan sunset di depannya, kemudian pengambilan scene terakhir dengan menonjolkan air yang biru dan pantai yang putih,serta scene-scene menakjubkan lainnya. 

 
Pemandangan ajib bingits!

mupeng abiss...


Kelima, sarat muatan nasehat yang bikin hati teduh. Saya mendapatkan nasehat lewat tokoh di film ini tanpa merasa digurui. Ada beberapa nasehat yang membuat saya terdiam dan berlinangan air mata, ada yang membuat saya “jleb”,  ada yang membuat saya berdecak kagum, ada yang membuat saya teringat “seseorang”, dll. Pokoknya momen tausiyahnya mengena sekali. Kalaupun ada yang terasa menggurui, menurut saya wajar karena ceramah hakikatnya memang seperti itu. Mbak Dee (sintingbuku.blogspot.com) menulis : Kadang kita lebih mengkhawatirkan bagaimana kebaikan mempengaruhi kita dibanding ketidakbaikan yang seperti air bah menghantam keluarga kita; tanpa bisa kita bendung, tanpa kompromi, dari empat penjuru mata angin. Mungkin saya lebay, tapi itulah realita yang terjadi. Jadi, kebaikan juga harus selalu digelorakan dan anak remaja kita tidak jadi generasi bingung.


Masih banyak lagi sebenarnya yang ingin saya tulis tentang film ini tetapi mungkin tidak akan cukup disini. Saya sangat menyukai  setiap detil yang ada di film ini, semuanya dibuat penuh perincian dan matang. Sebagai movie maniac yang gemar menonton dan mengomentari film, saya sebenarnya termasuk kejam jika mereview film. Film hollywood saja bisa saya bilang “rubbish” apalagi film Indonesia yang jujur saja saya tidak terlalu suka tonton. Tapi untuk film DSC saya benar-benar jatuh cinta.

Banyak kritik negatif yang mampir juga di telinga saya tentang film ini dan pastinya mereka mengkritik saya juga yang dibilang “Lebay” karena menonton film ini sampai berkali-kali. Kalau banyak orang yang berani membayar mahal untuk menonton film yang tidak jelas, maka kalau saya menonton film berkali-kali sebagai support film baik, menurut saya adalah wajar. Apalagi film ini bukan cuma sekedar film, tapi juga sarana tafakkur dan takzkiyatun nafs. Kerennya lagi, film ini tidak serta merta mencari keuntungan semata, tetapi justru film ini akan menyumbangkan donasi via Dompet Dhuafa jika pendapatan film ini tembus 1 juta penonton! Kalaupun tidak sampai 1 juta penonton, sebagian hasil dari film ini tetap akan digunakan untuk dana kemanusiaan dan pendidikan via Dompet Dhuafa lagi. Jadi, menonton film ini berkali-kali pun tidak merasa bersalah sama sekali, karena kita ikut berpatisipasi untuk mencapai goal itu kan?

Selain itu, sudah mestinya kita sekarang kita mendukung film-film baik. Film yang dibuat oleh sineas muslim tanpa dibubuhi pesan2 sisipan. Tujuan mereka membuat film pastinya untuk dakwah juga agar cakupannya meluas. Tidak melulu dakwah di dalam masjid kan? Dakwah di gedung bioskop dengan film baik ini bisa menjangkau orang lebih luas dan heterogen. Juga memberikan mereka alternatif hiburan setelah sekian banyaknya dibombardir oleh film-film roman picisan dan hollywoodism. Lagipula, dakwah kepada orang-orang baik dan sevisi mungkin sudah biasa, yang tidak biasa adalah dakwah kepada orang lain yang tidak pernah terpikirkan oleh kita, ya, seperti  penonton bioskop itu.

So, I highly reccommended this movie! Bukan, bukan karena saya “kmgp-freak”, tetapi karena film ini memang baik, dibuat oleh orang-orang baik, dimainkan oleh orang-orang baik, diproduksi oleh orang-orang baik juga, dan pastinya, semua kebaikan itu akan menemukan jalan menuju ke kebaikannya yang lainnya. Anda baik, nonton film ini jadi tambah baik. Anda belum baik, menonton film ini Insya Allah bisa menjadi baik. Kalau anda baik dan menonton film ini malah biasa-biasa saja, rogoh hati kamu, mungkin ada sesuatu yang tidak baik menyangkut disitu. Selamat menonton film Duka Sedalam Cinta! Biarkan duka mu menjelma menjadi cinta yang bergelora***(yas)



Bekasi, 24th of October 2017
@myoffice, 09.42
Back to you!


***

Galleri foto saya!

Foto bareng Kiyai Ghufron alias Ustadz Salim A. Fillah

My favorite supporting actress nih. Sayang di DSC perannya sedikit

Tiket sepanjang jalan kenangan

Ngadain nobar yang full house

Ketemu Mbak Intan yang lg nonton DSC juga. Sekalian kampanye Mas Ganjar. Hahaha...

Premier Duka Sedalam Cinta di Kokas


Update now, pintu studio baru dibuka udah sepenuh ini...

Sunday, October 15, 2017

5 Alasan Kamu Harus (Banget) nonton Film Duka Sedalam Cinta

Poster Duka Sedalam Cinta

Yeay!!! Alhamdulillah.... akhirnya film DUKA SEDALAM CINTA yang saya tunggu-tunggu akan hadir juga. Film ini bisa dikatakan sebagai THE MOST AWAITED MOVIE OF THE YEAR bagi saya, karena selain merupakan kelanjutan dari film KETIKA MAS GAGAH PERGI (KMGP), konon film DSC ini lebih seru dari KMGP dan yang paling uniknya, bisa ditonton tanpa harus kita nonton yang pertama. Gimana gak bikin penasaran kan tuh?

Film KMGP sendiri adalah THE BEST MOVIE OF THE YEAR bagi saya. Can you imagine, I watched this movie more than 30 times! Aje gile! Saking saya tergila-gila nya sama ini film (and little bit obsessed) hampir tiap hari aye pergi terus ke bioskop. Mulai dari yang nonton bertigaan aja satu studio, sampai yang penuh seabrek2 sampai duduk di tangga... hahaha... Padahal waktu itu mood nonton saya lagi low banget alias gak gampang ngasih review "BAGUS" ke film yang saya tonton. Film sebangsa Spiderman aja waktu itu saya bilang : "Film apaan sih ini? Gaje bingits!" Apalagi nonton film Indonesia. Anti banget! Abis filmnya rata2 standar dan banyak unsur2 gak jelasnya. Rugi banget ngeluarin uang 30-50 ribu buat nonton film Indonesia di bioskop. Saya lebih memilih film Hollywood yang gak jelas daripada nonton film Indonesia. Sadis kan?

Abis film KMGP itu bagus sih! Unsurnya nano-nano bingits! Film nya juga gak ngasal dibuat kayak film "Islami" lainnya yang seminggu sebelumnya saya tonton. Akting beberapa pemainnya keren abis! Gambar2 sinematografinya bener2 memanjakan mata saya. Efek reuni dengan Mas Gagah yang dulu menjadi batu loncatan utuk hijrah juga ngena banget! Kayak semacam reuni dan mengingat kehidupan zaman-zaman tarbiyah dulu. Jadi pas nonton film ini kayak ketemu mantan yang udah lama banget gak ketemu dan elo rindu banget sama itu mantan dan itu mantan ngerasain hal yang sama, eh tetiba ketemu deh! Gimana deh tuh perasaannya? Hahahah....

Nah, sekarang muncul lagi nih film DUKA SEDALAM CINTA yang notabene sequel dari film KMGP sekaligus yang bisa berdiri sendiri. Aihhh.... pas nonton trailernya aja saya udah kejang-kejang, apalagi pas tanggal 19 Oktober film itu muncul ya? hehehe... Sekarang saya mau kasih alasan nih kenapa saya (dan kamu) mesti banget nonton ini film. Check it out!


1. Karya dan masterpiece dari Helvy Tiana Rosa (sastrahelvy.com)

Aye sukaaaaaaaakkkk (suka nya pake "k" di belakang yg artinya aye overdose suka) bangets sama karya2 bunda Helvy karena apa yg beliau tulis itu selalu pakai hati jadi bisa ditangkep juga dengan hati. Dan DSC ini adalah masterpiece nya dia dlm bidang film! OMG!! Can you imagine how this movie works out? Love love love bingits deh!
Bunda Helvy Tiana Rosa itu sendiri adalah 500 Influence People from all over the world. Dia yang juga memelopori novel dan cerpen Islami waktu awal yang baru pertama kali booming. Dan film ini juga bener2 dijaga sama beliau jadi gak ecek-ecek!

2. Jalan ceritanya gak mainstream melainkan out of the box.

Addduuhhh aye bosen deh sama film yg gitu2 aje. Film sekelas SPIDERMAN aje aye bilang ngebosenin dan gaje. Tapi film ini bener2 gak biasa, artinya belum ada yang menawarkan konsep film seperti ini sebelumnya. Cinta yang ditawarkan dalam film ini bukan cinta cemen antara anak-anak abegeh gak jelas, tapi cinta yang bisa bikin lo tersadar betapa beruntungnya lo selama ini. Penasaran kan? Sekarang bisa lo bayangin kan ini film kayak apa kalo aye aja yang "jutek" sama film Indonesia bisa tergila2 (even addicted!) sama ini film.

3. Baper abissss...!!

Dari nonton trailernya aja saya bisa nangis segayung apalagi klo saya nonton aslinya, bisa2 nangis seember deh.. hahaha... Bener-bener bawa perubahan banget! Sama pas ketika nonton film KMGP, usai nonton film itu, di rumah, saya bener2 merenungkan tentang "HIJRAH" saya. Ahhhh....beneran bikin kita jadi mikir dan ingin berbuat dan menjadi baik deh...

4. Gambar2 nya aduhaaaiii bangets deh! 

Saya yang suka traveling bener2 dimanjain sama gambar di film nya deh. Sumpah, film ini beneran dibuat degan niat bangetttsss!! Bener-bener profesional banget! Sudut-sudut pengambilan gambarnya gak terpikirkan sama film2 Indonesia yang lain. Jadi sepanjang nonton trailernya, saya berkata dalam hati : ini beneran di Indonesia? Ya, film ini menyorot keindahan Halmahera, Maluku Utara. Kalo film KMGP memotret indahnya Ternate, sekarang giliran Halmahera yang kebagian dipotret keindahannya. Ahh... tuh kan jadi baper, ke Ternate aja aye belum kesampaian eh ini udah ada Halmahera *liat saldo tabungan kemudian menangis sedalam sumur.... hehehehe






5. Kepuasan hati! 

Gimana gak puas klo saya bisa nonton film bagus dan hasil dari film ini buat pendidikan di Indonesia Timur? Nonton berkali2 juga saya gak bakalan feeling guilty. Malah klo perlu nonton tiap hari biar dananya lebih banyak yang bisa disumbangkan. Udah dapat hiburan islami, membawa perubahan, eh kamu tercatat juga sebagai bagian orang yang menyumbang dana untuk bantu pendidikan saudara2 kita di Indonesia Timur. Gimana gak menang banyak tuh kita?

Jadiii.... rugi banget kalau kamu sampe ketinggalan nonton film ini. Jarang2 loh ada film Indonesia ideal dan baik ples bagus seperti ini. Sok, catat tanggal mainnya ya, mulai 19 OKTOBER 2017 di bioskop2 terdekat. Nontonnya jangan sendirian, nanti kamu disangkain JONES lagi....hehehe... ajak juga temen, kerabat, saudara, dll dll. Selain kamu dapat kebaikan dari film ini, kamu juga mau kan temen, kerabat, saudara yang kamu ajak dapat kebaikan juga dari film ini. Ahhhhh....senangnya kalau berbuat baik eh kamu dapat yang terbaik juga.

Yukkkkk.... kita serbu bioskop! Jangan biarkan film bagus macam DUKA SEDALAM CINTA menjadi sia2 dan kalah dengan film2 abal2 yang mengusung tema hantu, pacaran atau cerita gak jelas. See you in theatre ya!***(yas)



Jakarta, 15th of October 2017
21.49 pm @myroom
Semangat!!!


*********

Berikut jadwal tayang Film DUKA SEDALAM CINTA

CINEMAXX

  • Maxxbox Lippo Village, Tangerang
  • WTC Matahari, Tangerang
  • Metropolis Town, Tangerang
  • Orange County Cikarang
  • Ponorogo
  • Palembang Icon, Palembang
  • Lombok City Center, Lombok 
  • Plaza Kupang, Kupang
  • Lippo Plaza Buton, Baubau
  • Lippo Plaza, Batu
  • Citimall Sampit, Sampit

CGV BLITZ MEGAPLEX
`
  • CGV Blitz — Jakarta
  • CGV Trans Mart — Cempaka Putih
  • CGV Bekasi Cyber Park – Bekasi
  • CGV Bekasi Trade Centre - Bekasi
  • CGV Depok Mall - Depok
  • CGV Eco Plaza Cikupa – Tangerang
  • CGV Teras Kota - Tangerang
  • CGV Festive Walk – Karawang
  • CGV Sunrise Mall – Mojokerto
  • CGV Miko Mall – Bandung
  • CGV Grage City Mall – Cirebon
  • CGV Sahid Jwalk - Yogyakarta
  • CGV Transmart Tegal – Tegal

Trailer Film Duka Sedalam Cinta





BONUSS!!! Foto-foto zaman KMGP 😀😀😀😀

Pose bareng Bunda Helvy Tiana Rosa, dan pertemuan pertama kali setelah sekian tahun


Bareng pak sutradara Firmansyah yang kece badai


Eh selesai nonton di Planet Hollywood ketemu Hamas. Awalnya saya sih biasa2 aja, eh temen ngajakin foto bareng, ya udah ikutan juga...hahahah

Ketemu Masaji di Bekasi di hari2 terakhir penayangan. Yeay! Bekasi jadi benteng terakhir film KMGP

Ketemu Noy yang orangnya asyik dan enerjik dan sekarang sudah berhijab.


Thursday, October 12, 2017

Food Review : Cibogy and Bavarian Haus

Berhubung kemarin hujan, jadinya gak bisa foto depan restorannya deh... Ya dah, foto makanannya aja.


Oke, kali ini kita tambahkan FOOD ke dalam kategori tulisan kita. Kali ini saya ingin mereview dua tempat sekaligus yang jaraknya memang berdekatan satu dengan yang lain. Tempat kita kali ini adalah Cibogy dan Bavarian Haus yang terletak di wilayah Cipayung, Puncak Jawa Barat. Tetapi sebelum saya review beberapa makanan yang saya pesan, kita bicarain behind the scene nya dulu ya! Hahaha…

Sebenarnya sudah beberapa waktu yang lalu saya ingin ke dua tempat ini. Dua tempat ini memang baru di wilayah Puncak, dan menambah lokasi kuliner wilayah tersebut. Selain itu tempatnya yang gak terlalu “atas” banget jadi kalaupun Puncak lagi dalam keadaan macet, gak terlalu lama2 amat sampai lokasi.

Waktu itu sih saya hanya sekilasan liat dua tempat tersebut, pada saat pulang survei villa di Puncak. Setelah itu cari2 info dua tempat tersebut. Sayangnya info tentang dua tempat tersebut masih minim, tapi masih ada beberapa orang yang mengulas tempat tersebut. Dan berikut hasilnya :

1. Cibogy : tempat ini untuk kuliner sekaligus bermain. Dan di tempat tersebut ada arena Labyrinth untuk bermain cari-carian (syukur2 kalo akhirnya berhasil ketemu harta karun. Lol) Range harga makanannya pun relatif terjangkau oleh kantong.

2. Bavarian Haus : tempat yang mengadopsi gaya dan suasana pedesaan di Jerman ini ternyata adalah “adik” nya Chimory. Tempat ini mengklaim sebagai restoran Jerman yang menyajikan sosis2 dan daging2 terbaik. Untuk harga, kebanyakan mengatakan “standar”.

Dua info itulah yang saya dapatkan dapatkan hasil browsing internet. Nyatanya? Nanti ai kasih tau ya!

Hari Sabtu usai sholat Dzuhur saya pun segera menuju tempat ini dari Jakarta. Berangkat naik gojek dari rumah ke stasiun Tebet, dilanjutkan dengan naik kereta ke Bogor. Dari Bogor lanjut gojek lagi ke Sukasari. Karena patokan Sukasari itu banyak, maka saya memilih lokasi “Venus” yang menjual roti unyil yang letaknya di Sukasari. Dari situ melanjutkan perjalanan ke arah Cisarua dengan angkot juga. Baru saja angkot sampai Ciawi, sudah terlihat deretan mobil mengantri. Ternyata jalur puncak sedang one way ke bawah, menyebabkan yang ingin naik ke atas harus menunggu jalur dibuka kembali. Agak ragu antara ingin turun melanjutkan dengan ojek atau ikut “jalan-jalan” ke Cisarua dulu. Tapi akhirnya memutuskan untuk ikut saja ke Cisarua sekalian jalan-jalan.

Setelah sampai di Cisarua lewat jalur alternatif yang berkelok-kelok itu, eh itu angkot mau turun ke bawah lagi jadi ya ikutan deh ya. Sampai di Cibogy langsung disambut dengan hujan rintik-rintik. Alhamdulillah… Tapi berhubung belum sholat Ashar, maka setelah order makanan dan minuman segera sholat di tempat yang gak jauh dari Cibogy. Eh dodo e… itu musholanya spooky bingits! Letaknya di samping kanan Cibogy yang dipisahkan dengan lapangan parkir. Yang bikin Mushola ini spooky adalah bangunannya yang tua, tapi memang sebenarnya itu bukan Mushola, melainkan abandoned Haus yang disulap menjadi Mushola. Tapi Musholanya berada di ujungnya, sedangkan untuk menuju ujung melewati bagian rumah yang kosong and gelap. Hiyyy…. Boro-boro mau nengok ke dalam itu rumah deh.

Musholanya sendiri old look bingits, kainnya udah lama gitu deh. Karpetnya juga sama tuanya dengan tasbih segede-gede gaban ditempel di dinding mushola. Toiletnya, anehnya ada di bagian depan mushola dengan pintu kayu yang lapuk dan di samping itu toilet ada pintu lain yang menuju akses ke ruangan kosong tersebut. Ajegile, makin tambah spooky. Kebetulan waktu itu saya sampai jam 5 sore, ditambah suasana yang spooky dbarengi dengan hujan rintik2. Makin tambah jadi deh. Untung saja di dalam ada seseorang yang sedang sholat, jadi saya gak iseng-iseng amat.



interior dalam. Source : jktgo.com

Menu di Cibogy. Source : Zomato


Dan sekaranglah saatnya menikmati pesanan saya. Karena ini pertama kali saya berada di Cibogy, maka saya meminta rekomendasi waitress nya mana makanan dan minuman yang menjadi chef reccomendation. Pilihan saya jatuh kepada Yakiramen King Karage dan dua minuman yaitu Teh Sereh (aduh, saya tuh paling seneng deh kalo nemu minuman2 alami gini) dan Teresa Sun Mohito.

Teresa Sun Mohito

Yakiramen, Teresa Sun Mohito, and Teh Sereh


Yakiramen ini adalah menu ramen / mie yang dipadu dengan karage. Rasanya lumayan enak sih dengan harga yang lumayan lah ya. Walaupun gak jepang-jepang amat tapi ramen ini udah mirip aslinya lah. Kemudian, teh sereh, aihh…ini mah emang minuman kesukaan saya. Wangi sereh dan rasanya sepet-sepet gitu bikin adem deh kalau minumnya (padahal aye pesennya pakai es…hehehe). Yang terakhir adalah Teresa Sun Mohito, minuman soda (sepertinya sprite) yang dipadu dengan biji selasih dan jelly aneka rupa yang kecil-kecil. Rasanya, lumayan enak lah. Apalai dihidangkannya dengan gelas ukuran besar jadi berasa puas bangets!

Suasana Cibogy pada saat saya datang sangat sepi sekali, malah awalnya saya sempat bertanya dalam hati, “ Saya salah masuk ya?”. Perkiraan saya waktu itu karena ini malam minggu maka akan banyak tamu yang hadir. Saya malah kayaknya jadi tamu satu-satunya sore itu. Ruangan restorannya tidak terlalu luas namun dipenuhi dengan kursi-kursi yang cozy. Meja dapur yang berupa bar berada di dalam ruangan itu juga, sehingga kita dengan mudah bisa memanggil-manggil pelayan jika butuh bantuan ataupun sekedar kenalan *eh hahahaha….

Di sisi kanan restoran juga ada toko oleh-oleh makanan khas Bogor. Yang terkenal disini tentu saja Bogor Struddle nya yang beraneka rasa. Struddle seharga Rp 45.000 ini dikemas dengan packaging yang menarik sehingga cocok banget buat dijadiin oleh-oleh. Saya membeli struddle rasa asinan yang maknyos bingits. Oiya, di samping toko oleh-oleh ini juga ada pintu menuju labyrinth yang bisa dijadikan tempat main-main. Sayangnya pada saat itu saya cuma datang sendirian dan haripun udah sore, jadi gak mungkin banget saya masuk ke labyrinth itu. Bisa-bisa kalau saya tersesat bisa ketemu Voldemort lagi…hahaha…

Ternyata hujan semakin besar tetapi makanan sudah disantap semua, tulisan belum selesai. Maka saya pun memesan minuman lagi. Kali ini minuman yang saya pesan adalah FREEDOM yang sejenis dengan Teresa Sun tadi, cuma sodanya diganti dengan Fanta. Namun malam semakin beranjak, dan saya ogah deh sholat di mushola tadi. Sore aja agak-agak spooky, apalagi malem….hahaha…

Ketika hujan mulai sedikit reda, saya segera membayar makanannya. Total 1 makanan dan 3 minuman adalah 98 ribu. Ya, lumayan lah ya. Sebelum beranjak pergi saya mampir ke toiletnya. Bersih dan bagus, tapi… eng ing eng… dari 4 bilik toilet pria yang ada, lampu yang menyala hanya di 1 tempat dan di wastafel depan toilet. Aih, lagi-lagi spooky. Tapi sebenarnya biasa aja sih… hahahah…

Tujuan saya berikutnya adalah Bavarian Haus. Tempatnya ada beberapa meter dari Cibogy dan lebih ke bawah lagi arah Jakarta. Sambil menunggu angkot, saya mampir ke Princess Cake punya siapa hayo? Yup, punya Miss Ulala Cetar Membahana Syahrini. Toko ini letaknya di depan Cibogy bersisian dengan jalan raya.

Tak lama sampailah saya di Bavarian Haus yang bentu tempatnya mirip rumah2 ala ala Hans and Gretel gitu. Karena resto ini mengusung ala ala Jerman, maka setiap tulisan pasti ada bahasa Jerman yang mengikuti. Di dalam resto sebelah kanan pintu masuk ada toko kecil yang menjual berbagai macam produk olahan daging dan makanan ringan. Karena Bavarian ini adiknya Chimory, maka ada juga produk-produk Chimory disini.


Penampakan Bavarian Haus. Source : whatsnewjakarta

Restorannya terletak di sebelah kiri dengan meja-meja kayu besar ala-ala piknik tersedia di pinggir kiri. Untuk yang menginginkan meja makan normal layaknya di rumah, ada juga di sisi dekat kasir. Sedangkan yang menginginkan duduk-duduk di sofa bisa ambil tempat di depan bar. Di tengah-tengah restoran ini ada tembok kaca yang terlihat dari luar tempat mengelola daging lengkap dengan mesin potong dan pisau-pisaunya. Sayangnya karena (lagi-lagi) tidak begitu banyak pengunjung, maka ruang makan di lantai atas tidak dibuka. Jadilah saya langsung mengambil spot di meja piknik yang super besar padahal orangnya cuma saya sendiri… zzzzz….


Penampakan dalam Bavarian Haus. Source : brilio

Karena perut saya sudah cukup kenyang untuk makan lagi, maka saya memutuskan untuk minum dan makanan kecil saja. Saya memesan skewer, yaitu semacam sate yang isinya terdiri dari meatball, sausage, tomat kecil, mushrom yang dipanggang dan ditambahkan mayonaise diatasnya. Satu platter terdiri dari 3 tusuk sate skewer itu. Rasanya? Aihh…. Maknyos bingits! Semuanya terasa gurih dan nyam nyam, apalagi jamurnya itu loh! Serasa banget meleleh di lidah. Sayangnya, porsinya irit bingits… hahaha…

Menu berikutnya yang saya pesan adalah mashed potato. Karena perjalanan saya ke Jakarta akan berlangsung lama (secara aye naik angkot kan?) maka aye perlu sedikit karbohidrat. Lagipula udah lama pula saya gak makan mashed potato (one of my favorite food). Rasanya memang beda sih, teksturnya lebih lembut namun ada beberapa “printilan” yang menambah rasanya menjadi enak. Porsinya yang kecil juga membuat saya merasa tidak bersalah untuk menikmatinya… hahaha… (kemudian sadar kalau perut sudah lebar).

Untuk minumannya sendiri, saya mencoba Snow White Vanilla, sebuah minuman campuran yang di atasnya diberikan cherry. Karena udah cukup “bega” dengan minuman di Cibogy, jadi saya sepertinya ngiler cherry nya saja… hehehe… Minumannya enak dan segar, rasa2 mangga dan vanila yang dipadu dengan susu. Jadi pas diseruput ada “something” nya yang ngikut kesedot gitu. Kesimpulannya enak lah ya…

Skewer and mashed potato


Vanilla Snow White

Selain makanan dan minuman yang saya pesan di atas, Bavarian juga menyediakan menu-menu lain yang bervariatif. Kebanyakan memang daging olahan atau sosis. Menu Barat gitu deh. Minumannya pun juga bervariasi. Tapi yang menarik bagi saya yaitu English tea set nya itu loh! Menu pilihannya banyak bingits, mulai dari chamomile sampai Earl Grey. Tak lupa ada juga Yoghurt nya (ya iyalah, secara dia kan adiknya Chimory). Sebagai kesan kuat Jermannya, tempat ini juga menjual bir, yang bagi saya gak bangets!

Lalu, bagaimana harganya sendiri? Untuk 1 appetizer, 1 addition food, dan 1 drink, totalnya adalah 144 ribu kurang lebih. Bagi saya sih harga disini MAHAL. Ya, kalau sendiri seperti saya mungkin biasa2 aja sih tapi kalau ngajak keluarga, kayaknya bakalan “broke” deh. Hehehe… mendingan kan ngajak makan di tempat yang “standar” aja. Jadi uang yang berelebih bisa mendapatkan makanan yang banyak pula. Kalau di Bavarian ini kan uang yang banyak mungkin makanan sedikit yang didapet, ples “kurang nendang” kalau kata orang2 betawi. Namun, jika memang punya budget berlebih boleh lah sesekali mengajak keluarga kemari, tapi pastikan dulu kalau keluarga anda itu penyuka makanan barat karena menunya semuanya adalah menu barat. Dengan harga yang mahal memang kualitas penyajian dan rasanya pun terlihat. Jadi kita gak merasa rugi-rugi amat. Ditambah lagi tempatnya yang cozy buat foto2 atau sekedar update status “where you’ve been”. Jadi bolehlah mampir sesekali ke tempat ini. Oiya, satu lagi, Bavarian Haus ini menuliskan besar2 tulisan : NO PORK. Jadi, Insya Allah aman bagi kita yang muslim.

Nah, mungkin ini aja kali ya sedikit review saya tentang dua tempat makan di Puncak. Yang pasti ada harga ada kualitas lah! Dan sesekali memanjakan diri kayaknya juga gak salah-salah amat. Semoga review nya bisa membantu kalian untuk kongkow2 bersama keluarga ataupun sedekadar me time ya!***(yas)





Bekasi, 12th of October 2017
@office , 14.02 pm
Cause Haters are gonna hate!
Bye bye KEONG RACUN!


Sunday, October 8, 2017

The Choice (Traveling sendiri apa bareng2)

Lokasi : Hua Hin, Thailand



Seorang ibu dengan dua anaknya yang berusia balita turun dari angkot. Satu anak dalam gendongannya, satu anaknya lagi mengikuti di belakangnya. Beberapa kantong plastik belanjaan yang semula tergeletak di lantai angkot, dibantu turun oleh para penumpang. Ibu itu seperti baru saja berbelanja kebutuhan balitanya di sebuah supermarket daerah sukasari. Sedangkan ibu itu sendiri turun di daerah Ciawi dan menyambung angkot ke arah Pasir muncang.

Sekilas, keliatannya pengen banget komen : “ Ya ampun bu, rempong bener!”. Alih-alih komen negatif malah saya salut sama ibu itu. Demi mengajak anaknya jalan-jalan, dia tidak keberatan untuk berempong-rempong ria dengan jarak yang jauh bingits. Hat off untuk si Ibu deh.

Saya juga punya seorang kakak, yang berbeda dari ibu ini. Dia gak pernah tuh keluar jauh dari rumahnya. Paling jauh ya pasar. Kalau disuruh ke rumah kakak saya yang lain, yang memerlukan naik angkot dua kali, dia langsung nyerah. Jangankan angkot dua kali, menuju sekolah anaknya yang cuma ngangkok sekali dan itupun juga cuma sebentar, dia gak mau. Jawabannya kalau ditanya kenapa : “ Gak berani. Ngeri,”

Sebagai seorang backapacker saya juga kerap ditanya macam-macam sama teman saya. Pertanyaan paling sering, “Yas, emang enak apa jalan sendirian? Nggak iseng apa?”

Jalan sendirian, pasti iseng lah ya! Frustasi, sering bangets! Linglung, nyaris ada di setiap perjalanan. Waktu traveling pertama saya ke Singapur, saya sampai Singapur jam setengah sepuluh malam. Setelah keluar dari imigrasi dan mengikuti petunjuk Mbak Dee, sampailah saya di daerah Lavender. Waktu itu saya mencari Hostel Backpacker yang letaknya di Lavender. Secara ini traveling pertama saya ke luar negeri, menjelang tengah malam pula. Saat itu bolak balik saya telusuri peta perjalanan mencari itu hostel gak ketemu-ketemu. Setelah merasa “give up” saya alhirnya bertanya pada orang yang kebetulan lewat. Eng ing eng, si mbak nya menjawab pakai bahasa Cina! Padahal saya tanyanya pakai bahasa Inggris. Ya ampyuuunn… Tanya sama yang lain lagi sama juga. Sekalinya pakai bahasa Inggris, dia ngomong kagak jelas. Ya udahlah, cari-cari sendiri hingga menjelang tengah malam. Coba banyangin gimana gak frustasinya saya.

Saya memang tipikal orang yang suka kemana-mana sendiri. Jalan kaki, lebih seringnya. Kalau itu jarak bisa diperkirakan dengan jalan kaki maka saya memilih untuk jalan kaki. Rekor jalan kaki saya terjauh itu ya, Bogor – Jakarta, tapi itu bukan karena kemauan sendiri tapi karena dipaksa ikut lomba…hahahah…

Sampai suatu saat seorang teman bilang, kalau dirinya tidak bisa kalau jalan sendirian. Saya juga punya teman yang jarak sedikit aja naik motor, ke rumah teman yang gak begitu jauh aja minta dijemput. Ke masjid, yang cuma 50 meter naik motor, pokoknya malas jalan deh ini orang. Mangkanya dia terheran-heran kalau saya sampai ke suatu tempat jalan kaki, “Kok lo bisa sih?”.

Nonton ke bioskop sendirian aja sampai dia komenin juga, “apa enaknya nonton sendirian?” Aksi kemanusiaan sendirian juga kena komen. Ujung-ujungnya dia membully, “jomblo sih lo ya?” Hadehhh…capekk deh…

Pada dasarnya hidup itu adalah pilihan. Memilih mengurung diri sendiri di tempat itu-itu aja dan mempertahankan zona nyaman atau melangkah keluar dan mendobrak zona nyaman. Saya pun sempat merasa asyik dengan zona nyaman saya. Lalu ketika melangkah keluar, Ya Ampyuunn, babak belur. Tapi kalau kita menyerah dan kembali ke zona nyaman kita, apa iya kita mau disitu terus-terusan? Yang asyik itu jika kita sudah babak belur, kita bangkit lagi dan menaklukkan tantangannya. Gak mudah sih, berat malahan. Tapi gak ada kan sesuatu yang terjadi begitu mudah di dunia ini? Ingat ya, hidup kita bukan film yang mau ini ada, kesusahan tetiba ada jalan keluar secepat kilat. Allah sendiri berfirman dalam surat Al Insyirah : Bersama kesulitan itu ada kemudahan. Jadi datangnya berbaregan ya, bukan datang kemudahan setelah kesulitan.

Memilih sudah pasti susah. Apalagi kalau kita tipe pemilih. Memilih baju atau sepatu aja susah, apalagi memilih sesuatu untuk hidup (eaaa….eaaa…). Paling gak, jika pilihan kita salah, ada kesempatan bagi kita untuk memperbaikinya dan kita bisa belajar dari kesalahan kita itu. Mencoba sesuatu yang menakutkan, dan selesai, paling tidak banyak cerita yang bisa kita dapatkan dari situ. Orang-orang pun akan bangga dengan kita. Daripada mau mencoba tapi gak jadi-jadi….capeek deehh…hehehe…

Jadi nih ya, belajar dari si ibu di angkot tersebut, si ibu telah menaklukkan apa yang gak penting bagi hidupnya yaitu omongan orang-orang. Saat itu itu memutuskan untuk keluar bersama anak-anaknya, pasti ada aja yang akan ngomong : “ngapain sih bawa-bawa anak segala”, “gak repot apa tuh ngajak anak-anak”, “mendingan juga diam di rumah” bla bla bla. Pada saat si ibu berhasil sampai rumah dengan selamat sentausa, alih-alih bangga, malah timbul cibiran berikutnya. Hadeeehhh….pecel deh….hahaha…

Sama seperti saat saya memutuskan backpackingan. Sejuta Julitawan dan Julitawati pasti tak henti-hentinya bicarain saya : “Mending uangnya ditabung,” “Gaya bener sih jalan-jalan ke luar negeri segala”, “Ngabis-ngabisin uang aja,” etcetera. Saya sih, terima masukan yang positif aja, tapi semua keputusan tetap ada di saya. Cibiran para julitawan dan julitawati, saya biarkan ngambang di selokan…hahahaha…

Sekali lagi, hidup itu adalah pilihan. Dan kita ditakdirkan untuk memilih jalan hidup kita sendiri. Mau pergi atau gak pergi, itu pilihan. Mau tetap stay di rumah atau ngebolang, itu juga pilihan. Kita bertanggung jawab atas pilihan kita masing-masing. Tapi masa sih hari gini masih ada yang di rumah terus. Pas diajak ke Dufan, dia bilang : “Ini tempat apaan yak?” Atau pas diajak naik bis kuning UI dia nanya : “Bayar berapa ya?” Saat naik pesawat dia bertanya : “Pakai seatbealt nya gimana nih?” Ya ampyyuuuunnn….. hahaha…. Tapi apapun itu, ya udah, itu pilhanmu!***(yas)





Bogor, 7th of September 2017
@Cibogy, 18.00 pm
Menunggu hujan, sambil bernyanyi rindu….
(eea…eaaaa….)