Thursday, October 12, 2017

Food Review : Cibogy and Bavarian Haus

Berhubung kemarin hujan, jadinya gak bisa foto depan restorannya deh... Ya dah, foto makanannya aja.


Oke, kali ini kita tambahkan FOOD ke dalam kategori tulisan kita. Kali ini saya ingin mereview dua tempat sekaligus yang jaraknya memang berdekatan satu dengan yang lain. Tempat kita kali ini adalah Cibogy dan Bavarian Haus yang terletak di wilayah Cipayung, Puncak Jawa Barat. Tetapi sebelum saya review beberapa makanan yang saya pesan, kita bicarain behind the scene nya dulu ya! Hahaha…

Sebenarnya sudah beberapa waktu yang lalu saya ingin ke dua tempat ini. Dua tempat ini memang baru di wilayah Puncak, dan menambah lokasi kuliner wilayah tersebut. Selain itu tempatnya yang gak terlalu “atas” banget jadi kalaupun Puncak lagi dalam keadaan macet, gak terlalu lama2 amat sampai lokasi.

Waktu itu sih saya hanya sekilasan liat dua tempat tersebut, pada saat pulang survei villa di Puncak. Setelah itu cari2 info dua tempat tersebut. Sayangnya info tentang dua tempat tersebut masih minim, tapi masih ada beberapa orang yang mengulas tempat tersebut. Dan berikut hasilnya :

1. Cibogy : tempat ini untuk kuliner sekaligus bermain. Dan di tempat tersebut ada arena Labyrinth untuk bermain cari-carian (syukur2 kalo akhirnya berhasil ketemu harta karun. Lol) Range harga makanannya pun relatif terjangkau oleh kantong.

2. Bavarian Haus : tempat yang mengadopsi gaya dan suasana pedesaan di Jerman ini ternyata adalah “adik” nya Chimory. Tempat ini mengklaim sebagai restoran Jerman yang menyajikan sosis2 dan daging2 terbaik. Untuk harga, kebanyakan mengatakan “standar”.

Dua info itulah yang saya dapatkan dapatkan hasil browsing internet. Nyatanya? Nanti ai kasih tau ya!

Hari Sabtu usai sholat Dzuhur saya pun segera menuju tempat ini dari Jakarta. Berangkat naik gojek dari rumah ke stasiun Tebet, dilanjutkan dengan naik kereta ke Bogor. Dari Bogor lanjut gojek lagi ke Sukasari. Karena patokan Sukasari itu banyak, maka saya memilih lokasi “Venus” yang menjual roti unyil yang letaknya di Sukasari. Dari situ melanjutkan perjalanan ke arah Cisarua dengan angkot juga. Baru saja angkot sampai Ciawi, sudah terlihat deretan mobil mengantri. Ternyata jalur puncak sedang one way ke bawah, menyebabkan yang ingin naik ke atas harus menunggu jalur dibuka kembali. Agak ragu antara ingin turun melanjutkan dengan ojek atau ikut “jalan-jalan” ke Cisarua dulu. Tapi akhirnya memutuskan untuk ikut saja ke Cisarua sekalian jalan-jalan.

Setelah sampai di Cisarua lewat jalur alternatif yang berkelok-kelok itu, eh itu angkot mau turun ke bawah lagi jadi ya ikutan deh ya. Sampai di Cibogy langsung disambut dengan hujan rintik-rintik. Alhamdulillah… Tapi berhubung belum sholat Ashar, maka setelah order makanan dan minuman segera sholat di tempat yang gak jauh dari Cibogy. Eh dodo e… itu musholanya spooky bingits! Letaknya di samping kanan Cibogy yang dipisahkan dengan lapangan parkir. Yang bikin Mushola ini spooky adalah bangunannya yang tua, tapi memang sebenarnya itu bukan Mushola, melainkan abandoned Haus yang disulap menjadi Mushola. Tapi Musholanya berada di ujungnya, sedangkan untuk menuju ujung melewati bagian rumah yang kosong and gelap. Hiyyy…. Boro-boro mau nengok ke dalam itu rumah deh.

Musholanya sendiri old look bingits, kainnya udah lama gitu deh. Karpetnya juga sama tuanya dengan tasbih segede-gede gaban ditempel di dinding mushola. Toiletnya, anehnya ada di bagian depan mushola dengan pintu kayu yang lapuk dan di samping itu toilet ada pintu lain yang menuju akses ke ruangan kosong tersebut. Ajegile, makin tambah spooky. Kebetulan waktu itu saya sampai jam 5 sore, ditambah suasana yang spooky dbarengi dengan hujan rintik2. Makin tambah jadi deh. Untung saja di dalam ada seseorang yang sedang sholat, jadi saya gak iseng-iseng amat.



interior dalam. Source : jktgo.com

Menu di Cibogy. Source : Zomato


Dan sekaranglah saatnya menikmati pesanan saya. Karena ini pertama kali saya berada di Cibogy, maka saya meminta rekomendasi waitress nya mana makanan dan minuman yang menjadi chef reccomendation. Pilihan saya jatuh kepada Yakiramen King Karage dan dua minuman yaitu Teh Sereh (aduh, saya tuh paling seneng deh kalo nemu minuman2 alami gini) dan Teresa Sun Mohito.

Teresa Sun Mohito

Yakiramen, Teresa Sun Mohito, and Teh Sereh


Yakiramen ini adalah menu ramen / mie yang dipadu dengan karage. Rasanya lumayan enak sih dengan harga yang lumayan lah ya. Walaupun gak jepang-jepang amat tapi ramen ini udah mirip aslinya lah. Kemudian, teh sereh, aihh…ini mah emang minuman kesukaan saya. Wangi sereh dan rasanya sepet-sepet gitu bikin adem deh kalau minumnya (padahal aye pesennya pakai es…hehehe). Yang terakhir adalah Teresa Sun Mohito, minuman soda (sepertinya sprite) yang dipadu dengan biji selasih dan jelly aneka rupa yang kecil-kecil. Rasanya, lumayan enak lah. Apalai dihidangkannya dengan gelas ukuran besar jadi berasa puas bangets!

Suasana Cibogy pada saat saya datang sangat sepi sekali, malah awalnya saya sempat bertanya dalam hati, “ Saya salah masuk ya?”. Perkiraan saya waktu itu karena ini malam minggu maka akan banyak tamu yang hadir. Saya malah kayaknya jadi tamu satu-satunya sore itu. Ruangan restorannya tidak terlalu luas namun dipenuhi dengan kursi-kursi yang cozy. Meja dapur yang berupa bar berada di dalam ruangan itu juga, sehingga kita dengan mudah bisa memanggil-manggil pelayan jika butuh bantuan ataupun sekedar kenalan *eh hahahaha….

Di sisi kanan restoran juga ada toko oleh-oleh makanan khas Bogor. Yang terkenal disini tentu saja Bogor Struddle nya yang beraneka rasa. Struddle seharga Rp 45.000 ini dikemas dengan packaging yang menarik sehingga cocok banget buat dijadiin oleh-oleh. Saya membeli struddle rasa asinan yang maknyos bingits. Oiya, di samping toko oleh-oleh ini juga ada pintu menuju labyrinth yang bisa dijadikan tempat main-main. Sayangnya pada saat itu saya cuma datang sendirian dan haripun udah sore, jadi gak mungkin banget saya masuk ke labyrinth itu. Bisa-bisa kalau saya tersesat bisa ketemu Voldemort lagi…hahaha…

Ternyata hujan semakin besar tetapi makanan sudah disantap semua, tulisan belum selesai. Maka saya pun memesan minuman lagi. Kali ini minuman yang saya pesan adalah FREEDOM yang sejenis dengan Teresa Sun tadi, cuma sodanya diganti dengan Fanta. Namun malam semakin beranjak, dan saya ogah deh sholat di mushola tadi. Sore aja agak-agak spooky, apalagi malem….hahaha…

Ketika hujan mulai sedikit reda, saya segera membayar makanannya. Total 1 makanan dan 3 minuman adalah 98 ribu. Ya, lumayan lah ya. Sebelum beranjak pergi saya mampir ke toiletnya. Bersih dan bagus, tapi… eng ing eng… dari 4 bilik toilet pria yang ada, lampu yang menyala hanya di 1 tempat dan di wastafel depan toilet. Aih, lagi-lagi spooky. Tapi sebenarnya biasa aja sih… hahahah…

Tujuan saya berikutnya adalah Bavarian Haus. Tempatnya ada beberapa meter dari Cibogy dan lebih ke bawah lagi arah Jakarta. Sambil menunggu angkot, saya mampir ke Princess Cake punya siapa hayo? Yup, punya Miss Ulala Cetar Membahana Syahrini. Toko ini letaknya di depan Cibogy bersisian dengan jalan raya.

Tak lama sampailah saya di Bavarian Haus yang bentu tempatnya mirip rumah2 ala ala Hans and Gretel gitu. Karena resto ini mengusung ala ala Jerman, maka setiap tulisan pasti ada bahasa Jerman yang mengikuti. Di dalam resto sebelah kanan pintu masuk ada toko kecil yang menjual berbagai macam produk olahan daging dan makanan ringan. Karena Bavarian ini adiknya Chimory, maka ada juga produk-produk Chimory disini.


Penampakan Bavarian Haus. Source : whatsnewjakarta

Restorannya terletak di sebelah kiri dengan meja-meja kayu besar ala-ala piknik tersedia di pinggir kiri. Untuk yang menginginkan meja makan normal layaknya di rumah, ada juga di sisi dekat kasir. Sedangkan yang menginginkan duduk-duduk di sofa bisa ambil tempat di depan bar. Di tengah-tengah restoran ini ada tembok kaca yang terlihat dari luar tempat mengelola daging lengkap dengan mesin potong dan pisau-pisaunya. Sayangnya karena (lagi-lagi) tidak begitu banyak pengunjung, maka ruang makan di lantai atas tidak dibuka. Jadilah saya langsung mengambil spot di meja piknik yang super besar padahal orangnya cuma saya sendiri… zzzzz….


Penampakan dalam Bavarian Haus. Source : brilio

Karena perut saya sudah cukup kenyang untuk makan lagi, maka saya memutuskan untuk minum dan makanan kecil saja. Saya memesan skewer, yaitu semacam sate yang isinya terdiri dari meatball, sausage, tomat kecil, mushrom yang dipanggang dan ditambahkan mayonaise diatasnya. Satu platter terdiri dari 3 tusuk sate skewer itu. Rasanya? Aihh…. Maknyos bingits! Semuanya terasa gurih dan nyam nyam, apalagi jamurnya itu loh! Serasa banget meleleh di lidah. Sayangnya, porsinya irit bingits… hahaha…

Menu berikutnya yang saya pesan adalah mashed potato. Karena perjalanan saya ke Jakarta akan berlangsung lama (secara aye naik angkot kan?) maka aye perlu sedikit karbohidrat. Lagipula udah lama pula saya gak makan mashed potato (one of my favorite food). Rasanya memang beda sih, teksturnya lebih lembut namun ada beberapa “printilan” yang menambah rasanya menjadi enak. Porsinya yang kecil juga membuat saya merasa tidak bersalah untuk menikmatinya… hahaha… (kemudian sadar kalau perut sudah lebar).

Untuk minumannya sendiri, saya mencoba Snow White Vanilla, sebuah minuman campuran yang di atasnya diberikan cherry. Karena udah cukup “bega” dengan minuman di Cibogy, jadi saya sepertinya ngiler cherry nya saja… hehehe… Minumannya enak dan segar, rasa2 mangga dan vanila yang dipadu dengan susu. Jadi pas diseruput ada “something” nya yang ngikut kesedot gitu. Kesimpulannya enak lah ya…

Skewer and mashed potato


Vanilla Snow White

Selain makanan dan minuman yang saya pesan di atas, Bavarian juga menyediakan menu-menu lain yang bervariatif. Kebanyakan memang daging olahan atau sosis. Menu Barat gitu deh. Minumannya pun juga bervariasi. Tapi yang menarik bagi saya yaitu English tea set nya itu loh! Menu pilihannya banyak bingits, mulai dari chamomile sampai Earl Grey. Tak lupa ada juga Yoghurt nya (ya iyalah, secara dia kan adiknya Chimory). Sebagai kesan kuat Jermannya, tempat ini juga menjual bir, yang bagi saya gak bangets!

Lalu, bagaimana harganya sendiri? Untuk 1 appetizer, 1 addition food, dan 1 drink, totalnya adalah 144 ribu kurang lebih. Bagi saya sih harga disini MAHAL. Ya, kalau sendiri seperti saya mungkin biasa2 aja sih tapi kalau ngajak keluarga, kayaknya bakalan “broke” deh. Hehehe… mendingan kan ngajak makan di tempat yang “standar” aja. Jadi uang yang berelebih bisa mendapatkan makanan yang banyak pula. Kalau di Bavarian ini kan uang yang banyak mungkin makanan sedikit yang didapet, ples “kurang nendang” kalau kata orang2 betawi. Namun, jika memang punya budget berlebih boleh lah sesekali mengajak keluarga kemari, tapi pastikan dulu kalau keluarga anda itu penyuka makanan barat karena menunya semuanya adalah menu barat. Dengan harga yang mahal memang kualitas penyajian dan rasanya pun terlihat. Jadi kita gak merasa rugi-rugi amat. Ditambah lagi tempatnya yang cozy buat foto2 atau sekedar update status “where you’ve been”. Jadi bolehlah mampir sesekali ke tempat ini. Oiya, satu lagi, Bavarian Haus ini menuliskan besar2 tulisan : NO PORK. Jadi, Insya Allah aman bagi kita yang muslim.

Nah, mungkin ini aja kali ya sedikit review saya tentang dua tempat makan di Puncak. Yang pasti ada harga ada kualitas lah! Dan sesekali memanjakan diri kayaknya juga gak salah-salah amat. Semoga review nya bisa membantu kalian untuk kongkow2 bersama keluarga ataupun sedekadar me time ya!***(yas)





Bekasi, 12th of October 2017
@office , 14.02 pm
Cause Haters are gonna hate!
Bye bye KEONG RACUN!


No comments: