Thursday, January 26, 2017

Resident Evil The Final Chapter : All End Happy Ending





*review of Resident Evil: The Final Chapter
(spoiler alert)

Semalam saya berkesempatan menonton aksi Alice dlm kelanjutan kisah Resident Evil. Sebenarnya sy mau nonton The warriors gate tapi ternyata jam nya gak matching. Eh ternyata RE udah ada, pdhl waktu nonton XXX Return of Xander Cage sehari sebelumnya, si mbak ticketing dg jutek bilang tuh film belom bisa dipastiin (ih si mbak kurang info). Pas liat di situs 21 juga gk ada jam tayang RE. Edodoe, jadilah pindah haluan ke RE.

Jam tayangnya sebenarnya agak2 bikin ragu, 17.05 bo! Bisa2 kelewat sholat maghrib. Tapi ternyata filmnya gak selama itu (spoiler 1). Sebelum jam 7 film udah selesai.

Film dibuka dengan gaya khas Alice: "My name is Alice. And I remember everythings. Kemudian Alice menceritakan awal mula T-Virus diciptakan. Ternyata T-Virus yang tadinya digunakan untuk menolong anaknya sang pencipta virus itu, mempunyai side effect yang dahsyat. Saat mau dihancurkan, Dr Isaccs malah mencegahnya. Btw, ternyata Dr Isaccs masih hidup (spoiler 2).

Cerita berlanjut ke masa kini dengan Alice yang masih hidup setelah dikhianati Albert Wesker di Capitol Hill. Inget kan, di scene terakhir RE Retribution, Alice n the gank berhasil sampai di Capitol Hill dan si Wesker minta bantuan? Nah ternyata itu another betrayal si Wesker. Alice terbangun dari tumpukan reruntuhan dan dia harus melawan makhluk aneh yang bisa terbang (ada di trailernya). Setelah selesai dengan cobaan awal, Alice mendengar suara mesin print zaman baheula. Dan setelah ditelusuri ternyata itu undangan dari Red Queen. Kali ini Red Queen yang selama ini jahat sama si Alice, justru meminta bantuan Alice (spoiler). Dia bilang, ada airbone T-Virus yang bisa cure semua ini. Alice yang takut dibohongin lagi gak mau percaya, sampai akhirnya Red Queen bilang "REVENGE". Red Queen lalu men set jam Alice dengan waktu 48 jam untuk Alice menuju The Hive.

Di perjalanan Alice ditangkap Dr Isaccs dan pasukan tank tempurnya. Saat Alice tak mau menjawab siapa yang menyuruhnya kembali ke Raccoon City, Dr Isaccs menjadikan Alice sebegai umpan hidup para zombies yang mengikuti mobil tank. Tapi Alice berhasil melawan Dr Isaccs dan dengan memotong tangan Dr Isaccs, Alice berhasil mencuri motor Umbrella Company menuju raccoon city.

Di Raccoon City, Alice bertemu dengan Claire kembali. Claire mengaku ditipu dengan nama tempat aman di film sebelumnya. Kali ini teman-teman Alice ada Dok (pemimpin manusia yang masih tersisa), Razor, Abigail, dll. Kelompok ini tinggal di sebuah gedung yang tinggi dan mereka berencana menyambut Dr Isaccs. Alice juga menceritakan bahwa ada airbone T Virus yang bisa menyelamatkan semua. Tapi Claire tak setuju, karena bila T Virus aktif, maka Alice juga akan mati.

Perlawanan tangguh dari kelompok Alice ternyata tak sebanding dengan zombies yang jumlahnya banyak. Maka diputuskan Alice untuk perrgi ke The Hive dengan segera. Mereka meemukan banyak monster dan satu per satu mati, menyisakan Alice dan Claire. Tapi mereka pun terpisah karena suatu jebakan.

Karena keadaan sedemikian genting, Wesker yang berada di The Hive meminta kepada Red Queen untuk mengaktifkan pertahanan terakhir yang ternyata membangunkan Dr Isaccs yang asli. Alice bertemu kembali dengan Dr Isaccs. Alice dan Claire dikejutkan dengan hadirnya Alice yang asli, yaitu Alicia Marcus, anak Dr Marcus si pencipta T Virus. Alicia yang berumur 25 namun berpenampilan tua itu (karena beliau menderita penyakit penuaan dini), menceritakan tentang proyek Umbrella Company. Dr Isaccs menginginkan apocalypse buatan agar dunia menjadi damai. Orang2 penting dan kaya ditidurkan di dalam The Hive.

Perkelahian antara Alice-Claire melawan Dr Isaccs dalam memperebutkan T Virus pun terjadi. Wesker berhasil dilumpuhkan. Tapi Dr Isaccs yang mempunyai kekuatan full bukan lawan sembarangan. Tetapi Alice berhasil mengalahkannya.

Saat Alice ingin memecahkan T Virus yang sudah diraihnya, Dr Isaccs bangkit kembali dan merebut T Virus itu. Namun Klon Dr Isaccs berhasil membunuhnya. Alice pun segera memecahkan T Virus. Semua zombies mati termasuk dirinya. The Hive pun diledakkan oleh Allicia Marcus.

Di ending cerita, Alice ternyata masih hidup. Red Queen hanya mematikan T virus dalam tubuh Alice dan mempertahankan sel2 yang hidup. Tugas Alice selanjutnya adalah membersihakn kembali dunia dari zombies. T Virus baru akan menyelimuti seluruh dunia setelah 2 bulan.

***

Film ini tetaplah menarik bagi saya. Aksi Milla Jovovich sebagai Alice masih sama bagusnya seperti film2 sebelumnya. Dan saya juga senang akhirnya Happy Ending. Sepertinya untuk ada next sequelnya akan terasa dipaksakan.

Adegan aksi dan laga nya tak perlu diragukan lagi. Semuanya terlihat keren dengan efek canggih. Monser CGI nya jg warbiasaya. Pokoknya kita dimanjain teknologi deh disini.

Tapi sayangnya porsi adega side kicks heroesnya kurang banget. Mungkin karena dipaksakan harus berakhir maka agak terburu2 dibuatnya. Ruby Rose yang bermain bagus di XXX , adegannya cuma gitu doang. Tragisnya mati di kipas angin raksasa. Yang lain juga begitu. Mati tanpa perlawanan. RE emang identik dengan side kicks heroesnya harus ada yang mati.

Claire juga begitu. Aksinya kurang greget. Gak seperti aksi Claire di RE extinction saat lawan Hammer Man bersama Alice di kamar mandi, yang sekarang porsinya sedikit banget.

Bagus disana sini ternyata lemah di jalan cerita. Jalan cerita standar sih, walaupun gak jelek2 amat. Munculnya monster dapat diprediksi. Pas musik senyap, monster muncul. Adanya another Alice juga udah bisa ditebak. Tapi tetep gak mengurangi esensi keren dari film ini.

Nah, kalau udah kangen sama Alice dkk, sok atuh nonton. Kenapa Indonesia tampil duluan? Premiernya kan di Amerika tgl 27. Saya sempat tanya manager XXI nya, ternyata untuk menghindari DVD bajakan. Jadi Indonesia dapat giliran lebih awal.

Selamat nonton!

ps: Yang jadi Red Queen itu anaknya Milla Jovovich and pak sutradaranya loh...

***


Aksi : 9/10
Cerita : 7.8 /10
Characters : 7/10
Efek : 9.5/10
Overall : 8.5/10


Jakarta, 26th January 2017
11.47 am @my room

Saturday, January 14, 2017

Everybody's Changing




Sabtu ini saya diundang untuk mengisi kajian Sirah Nabawiyah di Rohis almamater saya (gak nyangka ya saya bisa diundang?hehe). Kangen berada di wadah ini sudah pasti. Tapi, mungkin sudah bukan zamannya lagi untuk berkutat di organisasi ini. Melow boleh, baper jangan :)

Saat kajian yang saya bawakan usai, kami sama-sama melaksanakan sholat dzuhur bersama. Saya melihat ada beberapa alumni Rohis yang baru saja usai sholat. Secara kebetulan, para alumni sekolah saya ini juga sedang mengadakan rapat untuk Alumni Akbar sekolah. Setelah bersalaman kami pun saling bertanya kabar masing-masing.

"Wah, bang, antum sehat banget ya bang!" 

Maksud sehat yang sesungguhnya adalah eufimisme dari kata "gemuk", hehehe...

"Iya, nih. Antum juga gak berubah-berubah ya akh, masih aja kurus,"

Saya pun tertawa lebar sambil berkata dalam hati, "Yes! That's my life, dude!".


Ya, ternyata kami sudah berubah. Berubah baik secara fisik maupun pemikiran.

Malam sebelum saya datang kemari, saya baru saja berpikir tentang beberapa orang teman dan adik-adik kelas di Rohis dulu yang beberapa di antaranya berubah secara pemikiran. Fisik yang berubah drastis diikuti dengan pemikiran yang berubah drastis pula. 

Status itu saya baca dari adik (mantan) binaan yang dulu sangat care terhadap Rohis dan tergolong garang kalo bicara tentang hukum Islam. Namun, saya little bit shock, saat baca status sosial medianya yang mendukung penista agama. Tak mau terjebak suu'dzon berlebihan, saya pun langsung stalking akunnya, dan memang banyak status-status beliau yang kontroversial.

Di status yang lain, saya melihat "adik-adik" ini memberikan komen yang "gak banget" di sebuah status teman saya. Isinya, bantahan atas sebuah opini yang mengatasnamakan toleransi. Beberapa di antaranya tanpa tedeng aling-aling, memakai bahasa yang menyamarakatan dia dengan si pemilik opini yang lebih tua. Sekedar catatan saja, kami di rohis, terutama murobbi saya, selalu mengingatkan untuk berlaku lebih sopan dengan abang-abang dan mbak-mbak yang lebih tua. Beberapa kali saya dan teman-teman mendapatkan teguran keras saat dirasa tidak menghormati abang dan mbak kami.

Banyak juga di antara mereka yang share postingan-postingan yang mengatasnamakan toleransi (toleransi versi mereka pastinya) dan situs-situs liberal ataupun Islamophobia.

Satu ketika saya kaget setengah mati, saat saya melihat seorang alumni kakak kelas saya yang dulu begitu saya kagumi memberikan komentar miring tentang Islam. Saat di komen itu diluruskan dengan dalil yang shahih, kakak kelas ini selalu membantah dan memutarbalikkan semuanya. Ngeyel kalau bahasa jawa nya. Sampai saya "terpaksa" ikutan komen di status itu.

"Astaghfirullah Abang, dulu saya paling kagum sama keislaman abang loh! Malah saya ngefans sama abang. Sosok kakak kelas yang begitu ingin saya ikuti. Tapi membaca komentar-komentar abang kok saya jadi bergidik sendiri ya? Astaghfirullah..."

Tulis saya. Tak lupa di akhirnya saya tambahkan emoticon menangis biar tambah dramatis.. heheh...

Dan tetap, balasan yang didapat adalah sebuah bantahan.

"Saya gak minta dijadikan panutan... bla... bla... bla... bla... "  

Sedih pasti, tapi gak pake baper.

Another case, saya melihat postingan adik-adik yang baru saja kerja di lingkungan heterogen, yang lagi-lagi anti mainstream. Teriak toleransi terhadap agama lain tapi nyinyir terhadap agama sendiri. Capcay deh...

Semakin tambah parah saat beberapa adik dan kakak yang dulu berkerudung, sekarang PD gila selfie dengan kerudung gaul maupun totally lepas kerudung! Astaghfirullah! *kejang-kejang

Dari dulu yang sampai nangis-nangis melarang temannya berpacaran, sekarang posting foto berdua dengan yang non muhrimnya (bukan suudzhon tapi sudah terbukti).

" Sesungguhnya engkau (Muhammad) tidak akan dapat memberi hidayah (petunjuk) kepada orang yang kamu sayangi, tetapi Allah memberi hidayah kepada orang yang Dia kehendaki, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk ”

[Al Qashash/28: 56]


Sedih pakai bangets! Apalagi beberapa di antara mereka adalah yang dulu pernah saya bina. Yang dulu kita sering mabid, rihlah, qiyamul lail bersama. Tapi saya cuma bisa sedih, karena hidayah Allah bukanlah urusan saya.

Namun itu yang berubah menjadi negatif, saya pun menemukan banyak juga yang berubah ke arah positif.

Akhwat yang dulu tomboi abis dan gahar, sekarang tertutup dengan jilbab panjang yang sesuai syariat. Mereka yang dulu bukan anak Rohis dan terkenal dengan "bad things" nya, hari ini saya menemuinya dengan banyak share kajian-kajian Islam (dengan sumber yang benar tentunya). Begitu juga dengan ikhwan-ikhwannya. Banyak yang tiba-tiba saya lihat posting foto dengan ustadz ini dan itu. Ada juga yang selalu update di tempat-tempat kajian yang ngehitz.

Yang ISTIQOMAH? Banyak juga! Saya contohnya (hahahah....kepedean). Yang dulu sampai sekarang masih dalam tonggak kebaikan banyak. Ada juga yang sempat futur tapi sudah berbelok arah lagi ke jalan dakwah.

Ah, Istiqomah, tidak sesimple namanya. Untuk dipraktekkan, You need more than just words! Ketika burung Hud-hud mengabarkan berita tentang Istiqomah, Rasulullah pun sampai beruban untuk mengaplikasikannya. 

Istiqomah bukan sekedar bertahan. Tapi bagaimana bertahan sambil membawa keyakinan yang kita punya. Tidak mudah, karena saat kita berdiri kokoh dengan keyakinan kita, angin badai dengan kekuatan penuh berusaha menjatuhkan kita. Belum lagi masalah hati. Istiqomah sambil menata hati bagaikan berjalan di atas sebilah pisau. Bisa, tapi mesti berdarah-darah.

Tapi hasil dari istiqomah adalah kepatuhan dan tsiqoh yang luar biasa. Semakin menjernihkan iman dan menguatkan hati dan batin. Umpamanya kuda liar yang berhasil ditaklukkan, dan dia menjadi kuda yang sangat patuh. Jika istiqomah itu mudah, apa yang akan diraih pun tak akan seindah perjuangannya.

Lalu apa yang menyebabkan mereka berubah selain hilangnya kata istiqomah? Kesombongan dan merasa dirinya paling hebat.

Beberapa adik-adik ini mempunyai jabatan di kampus yang sungguh luar biasa. Mulai dari ketua himpunan sampai ketua BEM. Lalu, kakak-kakaknya bukanlah siapa-siapa. Melainkan hanya seorang yang berusaha mengobarkan waktunya untuk membina adik-adiknya itu. Beberapa yang lain mempunyai karir yang bagus dan kekayaan yang belum pernah dapat sebelumnya. Hingga dia merasa, "siapa elu, nasehatin gw? Tanpa elu, gw juga bisa hidup kok,". Astaghfirulloh!

Di sebuah grup WA alumni saya sempat membaca tulisan seorang adik kelas dengan (dulu) jabatan di kampus yang mentereng dan sekarang hidup "ideal", menulis kata yang menurut saya tidak sopan pada seorang alumni Rohis senior. Tak lama seorang alumni senior mencoba memberikan nasehat dengan kata-kata indahnya. Tanpa dinyana, sang adik kelas langsung left grup. OMG! Your position didn't bring to your good attitude! Poor you!

Saya pun menjadi berterima kasih terhadap beberapa abang-abang saya di Rohis dulu dan juga murobbi saya dulu. Didikan mereka untuk bersopan santun terhadap yang lebih tua membuat saya selalu berpikir ulang jika ingin mengeluarkan kata-kata "tajam". Mereka memang tidak minta dihormati, tetapi perilaku kita yang meminta kita untuk menghormati mereka. Saya pun jadi merasa akrab dengan abang-abang itu. Tak ada batasan antara kita tapi menghormati mereka wajib hukumnya bagi saya.

Berubah adalah suatu kepastian. Jika tidak hari ini mungkin di waktu yang akan datang. Futur juga merupakan godaan. Jika belum menghampiri, dia akan selalu datang menggoda kita untuk mencobanya. Pilihan ada di tangan kita. Berubah menjadi yang lebih baik atau berubah menjadi lebih buruk dari sebelumnya. Sesungguhnya beruntunglah mereka yang hari ini lebih baik daripada hari kemarin, dan merugilah orang yang hari ini lebih buruk daripada hari kemarin. You decide what you want to be. Pada akhirnya, kehidupan seorang manusia itu dilihat pada akhirnya.


Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada akhirnya.” (HR. Bukhari)

Pada sumber yang lain, hadits ini menceritakan tentang akhir hidup seseorang :



Sahl bin Sa’ad As-Sa’idi berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melihat ada yang membunuh orang-orang musyrik dan ia merupakan salah seorang prajurit muslimin yang gagah berani. Namun anehnya beliau malah berujar, “Siapa yang ingin melihat seorang penduduk neraka, silakan lihat orang ini.” Kontan seseorang menguntitnya, dan terus ia kuntit hingga prajurit tadi terluka dan ia sendiri ingin segera mati (tak kuat menahan sakit, pen.). Lalu serta merta, ia ambil ujung pedangnya dan ia letakkan di dadanya, lantas ia hunjamkan hingga menembus di antara kedua lengannya.
Selanjutnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh ada seorang hamba yang menurut pandangan orang banyak mengamalkan amalan penghuni surga, namun berakhir menjadi penghuni neraka. Sebaliknya ada seorang hamba yang menurut pandangan orang melakukan amalan-amalan penduduk neraka, namun berakhir dengan menjadi penghuni surga. Sungguh amalan itu dilihat dari akhirnya.” (HR. Bukhari, no. 6493)

Lalu, bagaimana dengan saya? Apakah saya berubah? Definitely!

Phisically, perut agak lebaran. Pinggang gak ramping lagi. Tapi pastinya lebih kece (hahahah...kepedean). Secara pemikiran juga banyak yang berubah tapi Insya Allah masih dalam lindungan Ilahi. Alhamdulillah***(yas)




Jakarta, 14 January 2017
@Masjid SMAN 43, 15.05 pm