Wednesday, December 12, 2018

English Downloadable Exercise for Grade 5 Final Test Term 1 2018/2019








Salam kiddos and Parents,

May Allah showers us with His Mercy.



5th Grade

1. Berikut adalah link online exercise kelas 5 :    http://www.quizbean.com/r/5c0fe7078b2ce


2. Untuk mengetahui caranya, silahkan klik : langkah pengerjaannya


3. Untuk mendownload soal Ulangan Harian Unit 4 dan Unit 5 silahkan klik link di bawah ini :

Unit 4

Unit 5


4. Untuk ringkasan unit 4 dan 5 dan latihannya silahkan klik disini.


Selamat mengerjakan! Semoga berhasil! Send lots of luck for you, kiddos!


Salam,


Mr. Yass Ferguson

Monday, December 10, 2018

English Downloadable Exercise for Grade 2 Final Test Term 1 2018/2019




Salam kiddos and Parents,

May Allah showers us with His Mercy.



2nd Grade

1. Berikut adalah link online exercise kelas 2 : http://www.quizbean.com/r/5c0db10630002


2. Untuk mengetahui caranya, silahkan klik : langkah pengerjaannya


3. Untuk mendownload soal Ulangan Harian Unit 4 dan Unit 5 silahkan klik link di bawah ini :

Unit 4

Unit 5


4. Untuk ringkasan unit 4 dan 5 dan latihannya silahkan klik disini.

5. Untuk ringkasan unit 1, 2 dan 3 serta latihannya, silahkan klik disini.




Selamat mengerjakan! Semoga berhasil! Send lots of luck for you, kiddos!


Salam,


Mr. Yass Ferguson

Monday, September 24, 2018

English Mid Test For Grade 2 and 5 INFO! 2018 - 2019




Salam kiddos and Parents,

May Allah showers us with His Mercy.



2nd Grade

1. Berikut adalah link online exercise kelas 2 : http://www.quizbean.com/r/5ba7aa3729a8a


2. Untuk mengetahui caranya, silahkan klik : langkah pengerjaannya


3. Untuk mendownload soal Ulangan Harian Unit 1 sampai Unit 3 silahkan klik link di bawah ini :

- Unit 1

- Unit 2

- Unit 3


4. Untuk penjelasan tiap unit dan latihannya silahkan klik disini.




5th Grade

1. Berikut adalah link online excercise kelas 5 : http://www.quizbean.com/r/5ba774049099f


2. Untuk mengetahui caranya, silahkan klik : Langkah Pengerjaannya


3. Untuk mendownload soal Ulangan Harian Unit 1 sampai Unit 2 silahkan klik link di bawah ini :

- Unit 1

- Unit 2


4. Untuk penjelasan tiap unit silahkan klik disini.

5. Untuk soal latihannya silahkan klik disini




Selamat mengerjakan! Semoga berhasil! Send lots of luck for you, kiddos!


Salam,


Mr. Yass Ferguson

Monday, May 21, 2018

English Final Test Exercise : For Grade 2 and 5 (Free downloadable materials)




Salam kiddos and Parents,

May Allah showers us with His Mercy.


2nd Grade

1. Berikut adalah link online exercise kelas 2 : http://www.quizbean.com/r/5b001166c18f8

2. Untuk mengetahui caranya, silahkan klik : langkah pengerjaannya

3. Untuk mendownload soal Ulangan Harian Unit 6 sampai Unit 9 silahkan klik link di bawah ini :

- Unit 6

- Unit 7

- Unit 8

- Unit 9


5th Grade

1. Berikut adalah link online excercise kelas 5 : http://www.quizbean.com/r/5b02702f0a6ae

2. Untuk mengetahui caranya, silahkan klik : Langkah Pengerjaannya

3. Untuk mendownload soal Ulangan Harian Unit 6 sampai Unit 9 silahkan klik link di bawah ini :

- Unit 6

- Unit 7

- Unit 8

- Unit 9

- Penjelasan Materi / Kisi-kisi


Selamat mengerjakan! Semoga berhasil dan naik kelas! Already miss you kiddos!


Salam,


Mr. Yass Ferguson


Thursday, May 10, 2018

Movie Review 212 The Power Of Love : Sepotong Kisah Cinta Di Balik Aksi Super Damai




Hari Selasa, 1 Mei 2018, saya berkesempatan untuk menonton pertama kalinya film “212 Cinta Menggerakkan Segala” sebuah film layar lebar perdana dari Jastis Arimba. Sekedar catatan, Jastis pernah memenangi Eagle Award dan sering membuat film-film dokumenter.

Menilik beberapa bulan sebelumnya, saat menonton trailer filmnya saja saya sudah mbrebes mili dan makin penasaran ini filmnya bakal seperti apa. Kemudian ditambah lagi dengan membaca bukunya yang baru terbit saat IBF kemarin. Baru baca halaman awalnya saja saya sudah mengaru biru. Untuk review bukunya sendiri nanti saya tulis secara terpisah ya!

Kembali lagi ke kisah saya, eh kisah tentang filmnya (hehehe). Awalnya saya datang di Gala Premier hanya untuk bantu-bantu Mbak Ika dan Bunda Helvy Tiana Rosa. Namun pada show kedua saya “dipaksa” masuk untuk menonton film ini. Inginnya sih menonton saat tanggal 9 Mei nanti agar ada element of surprise nya. Nyatanya rasa penasaran saya malah memaksa saya untuk masuk ke studio 2 Epicentrum XXI.

Karena saya sudah membaca bukunya, maka saya tidak mau berekspetasi terlalu tinggi dengan film ini. Saya tahu, apa yang ada di novel tidak mungkin semuanya akan dituangkan dalam film. Dan saya lupa deh bawa tissu…hahaha…


Film dibuka dengan wajah sangar Adin (diperankan oleh Abdul Hakim) yang bergegas masuk ke dalam sebuah kantor media bernama Republik. Kita kemudian berkenalan dengan beberapa tokoh yang lain, Rahmat (si plontos yang hatinya kaku bagaikan kanebo kering. Lol), Rara (si gadis tomboi yang super cuek) dan Pak Bos (yang kurang berwibawa). Cerita lalu mengalir pada perdebatan untuk menerbitkan headline utama Majalah Republik. Rahmat si jurnalis terkenal lulusan Harvard yang bersikap liberal dan menyudutkan Islam lewat tulisannya, ditentang oleh teman-temannya yang lain termasuk oleh Pak Bos. Lewat tulisan sebelumnya yang anti Islam, Rahmat sebenarnya sudah mendapatkan banyak surat ancaman.

Kemudian scene beralih ke wilayah Ciamis, saat Rahmat terpaksa harus pulang karena suatu hal yang tidak bisa dia tidak hadiri. Di situlah Rahmat bertemu kembali dengan Kiai Zainal, seorang kiai termuka di Ciamis sekaligus ayahnya. Konflik pun bermula, ketika Kiai yang diketahui sedang sakit itu memaksa untuk bergabung dengan kafilah Ciamis untuk berjalan kaki ke Jakarta guna menghadiri aksi 212. Segalanya pun terkuak, tentang masa lalu Rahmat dan kenapa dia bisa sampai seperti sekarang. Di sini pulalah kita akan berkenalan dengan sosok Yasna (diperankan oleh Meyda Sefira), seorang muslimah yang cantik yang membuat Rahmat dan Adin terpana oleh kecantikan sekaligus kelembutan hatinya. Ada pula tokoh Abrar (diperankan oleh Hamas Syahid), adik Yasna, yang berdarah muda sekaligus mencurigai Rahmat yang dianggapnya akan melakukan tindakan provokatif. Ada pula Bi Nurul (diperankan dengan ciamik oleh Asma Nadia), bibi dari Yasna dan Abrar.

Rahmat pun mencoba untuk mencegah abahnya ikut “aksi gila” ini tetapi berkali-kali ajakan Rahmat ditolak Kiai Zainal. Hingga akhirnya Rahmat mengikuti abahnya dan di aksi 212 inilah akhirnya Rahmat mendapatkan sesuatu yang paling berharga dalam hidupnya. Kira-kira sesuatu itu apa ya? Dan apakah hubungan Rahmat dan Kiai Zainal bisa membaik atau malah Rahmat akan menyesal kehilangan ayahnya? Nah, jawabannya bisa kamu saksikan di bioskop-bioskop terdekat (link bioskopnya nanti saya sertain di bawah ya!).


Jujur aja dari awal nonton film ini getaran aksi 212 nya udah kerasa banget. Film ini mengalir dengan lancar dengan konflik yang sederhana namun mencerahkan. Ditambah lagi dengan adanya footage-footage aksi 212 yang bikin tambah merinding disko. Berikut saya akan tulis kelebihan dan kekurangan dari film ini.



KELEBIHAN

1. Memory oh memory

Menonton film ini kita benar-benar dibawa pada peristiwa 2 tahun silam, di mana semua umat Islam (dan non Islam) berkumpul untuk melakukan aksi penistaan terhadap Al-Quran yang dilakukan oleh gubernur pada masa itu. Aura 212 nya sudah terasa ketika memasuki bioskop dengan penonton berpakaian putih-putih (#putihkanbioskop). Kemudian saat scene beralih dengan latar belakang aksi 212 dengan segala keistimewaannya, makanan yang dibagikan gratis, sampah yang dipunguti secara sukarela, dan non muslim yang ingin menikah dijaga dengan baik, itu langsung bener-bener bikin air mata susah berhenti. Apalagi pas adegan sholat di tengah hujan, itu bener-bener deh bikin hati gak tenang. Hahaha… Pokoknya nonton film ini kita dikembalikan kembali akan memori Aksi Bela Islam 3.

2. Cerita yang sederhana dan mengalir lancar

Dalam film ini kisah yang diketengahkan bukanlah aksi itu sendiri, tetapi bagaimana aksi ini telah membuka mata hati seseorang untuk bergerak karena cinta. Dan banyak orang yang akhirnya menemukan”cinta” mereka kembali pada aksi ini. Kisah Rahmat dan ayahnya yang penuh konflik berhasil diceritakan dengan lancar tanpa banyak adegan-adegan yang tidak perlu. Tambahan tokoh Adin, Rara, Yasna dan Abrar mempunyai perannya sendiri-sendiri yang tidak menganggu cerita utama. Semuanya saling mendukung sehingga membuat film ini menjadi semakin utuh. Hingga akhirnya tidak terasa film sudah mencapai ujungnya. Pengennya sih filmnya terus main sampai bioskop tutup. Hahaha.


3. Sinematografi yang bagus

Sebagai karya layar lebar pertama dari Jastis Arimba, beliau mampu membuat film dengan biaya sederhana ini menjadi layak untuk dihadirkan di bioskop. Sebagaimana yang sering saya saksikan, banyak film layar lebar yang kualitasnya adalah untuk sinetron tapi dipaksakan masuk bioskop (termasuk film sequel horror legendaris yang baru-baru ini tayang). Tapi film 212 ini dari sudut pengambilan gambar, cerita, dan sinematografinya benar-benar layak untuk masuk bioskop. Percaya deh, gak bakalan rugi ngeluarin uang 30-50 ribu untuk nonton film ini. Selain mendapatkan pencerahan, kita juga disajikan dengan gambar-gambar yang ciamik.


4. Akting yang natural dan cameo yang banyak.

Awal saya kenal Fauzi Baadilla adalah saat beliau berperan di film fenomenal “Mengejar Matahari”. Setelah itu saya bukanlah fans dari FB. Sampai kemudian timbul simpati saat beliau mulai secara intens bersentuhan dengan Islam yang kemudian diikuti oleh artis-artis yang lain. Namun, sesudah film ini saya langsung dan bakalan jadi big fans nya Bang Oji! Aktingnya natural dan nyebelin banget! Sikapnya yang apatis bener-bener bikin gregetan buat ditonjok. Hahaha. Apalagi saat scene dia menutup nasihat dari Bi Nurul dengan ucapan “omong kosong”, itu benar-benar kerasa banget liberalnya. Penampilan Abdul Hakim sebagai Adin juga baik. Karakter Adin lah yang akhirnya membuat film menjadi “festive” karena celetukan-celetukan beliau yang mengundang tawa penonton. Kesan rambut gondrong ditambah bewok penuh kesangaran menjadi lebih humanis.

Pemeran Kiai Zainal pun berakting dengan sangat baik sebagai ayah sekaligus kiai ternama. Aktingnya lagi-lagi ditampilkan secara natural. Meyda Safira sudah tidak perlu diragukan lagi aktingnya. Penampilannya sebagai Yasna yang sholehah dan lembut melekat kuat pada karakter Meyda yang sesungguhnya. Cameo yang hadir pun semakin memperkuat karakter-karakter dalam film ini. Jadi semakin memperkuat bahwa film ini bukan kelas “sinetron” melainkan memang layaknya film. Salah satu akting yang mencuri perhatian saya adalah akting dari Bunda Asma Nadia, yang sejak kemunculan pertamanya di “Duka Sedalam Cinta” kemampuan akting beliau menjadi semakin prima walaupun peran yang dimainkan beliau hanya sekejap saja.

5. Scene Ciamis yang bikin gerimis

Pada saat scene perjalanan dari Ciamis menuju Jakarta lagi-lagi bikin merinding. Ditambah dengan narasi yang menceritakan banyak orang-orang yang berusaha untuk membantu para mujahid long march ini, semakin deh getaran tangisnya menjadi-jadi. Beneran deh, scene ini bikin kita jadi tahu kalau dalam perjalanan mereka itu banyak hal besar yang harus mereka kesampingkan. Semuanya mereka lakukan demi cinta, dan cinta pula yang menggerakkan mereka menuju Jakarta dengan kondisi yang berdarah-darah. Dari scene ini aja sudah semakin menjauhkan dari paranoia bahwa aksi ini penuh muatan politik. Nyatanya, para kiai dan santri yang berangkat semuanya dikarenakan kecintaan kepada Al-Qur’an. Quote terdahsyatnya adalah : Hari ini kita membela Al-Qur’an, maka nanti di alam kubur Al Quran yang akan membela kita. Ya ampun langsung deh saya merinding disko.

6. Soundtrack yang menawan

Awalnya saya mengira soundtrack yang mengalun di Epicentrum ini adalah lagu dari Iwan Fals. Agak sempat BT karena sebelumnya XXI sedang memutar lagu-lagu Celine Dion. Tapi lirik yang terdengar kok gak Iwan Fals banget ya? Malah lirik nya sederhana namun puitis. Akhirnya diketahui bahwa “Doa di Busur Hujan” yang dibawakan Pagi Hati adalah OST dari 212 CMS. Serius suara vokalisnya Pagi Hati ini mirip banget sama suaranya Iwan Fals! Musiknya yang “merakyat” banget ini saat disatukan dengan sebuah scene bener-bener (lagi-lagi) bikin mellow. Bagi saya OST yang disajikan ini menawan dan tepat. Lagunya enak saat didengarkan pada saat hati sedang galau. Hehehe.


Itu adalah sebagian kelebihan dari film ini. Bagaimana dengan kekurangannya? Karena saya sibuk menghapus air mata sepanjang film berlangsung maka saya tidak terlalu “ngeh” dengan kekurangannya (hehehe…). Tapi ada beberapa catatan tentang kekurangan film ini. Yuk, disimak.



KEKURANGAN

1. Scene 212 yang kurang porsinya

Karena saya menonton di gelombang kedua, maka saya sempat bertanya pada teman saya hal apa yang kurang dari film ini. Beliau menjawab scene aksi 212 kurang dieksplor secara full. Karena bagi dia nama “212” dianggap akan menggambarkan tentang aksi 212 yang heroik itu. Nyatanya aksi ini muncul belakangan. Tidak salah juga dia beranggapan seperti itu sih. Tapi kalau membayangkan film ini full utuh tentang aksi 212 kalian bakalan kecewa deh. Film ini adalah kisah yang terjadi dengan latar belakang aksi 212. Ceritanya sangat worth it dan yang pasti menyentuh banget!


2. Bioskop yang menayangkan sedikit

Sayangnya lagi-lagi film positif ini (dan jauh dari kepentingan politis) tidak diapresiasi dengan baik. Pada rilis nama-nama bioskop yang menayangkan film ini, hanya terbatas XXI, CVG dan Cinemaxx tertentu saja. Padahal jika dibandingkan dengan film-film yang jauh dari nilai positif (semacam film hantu, pergaulan bebas, dll), film ini layak banget untuk ditonton. Mungkin kedepannya pihak bioskop bisa meninjau ulang kembali untuk menayangkan film-film dengan content positif lebih banyak. Sayang aja, nilai-nilai kebaikan yang ada di film ini terkalahkan dengan sikap menye-menye, alay, dari film-film yang justru gak sesuai dengan nilai-nilai keindonesiaan.

Ya udah, sekarang kita kasih nilai untuk film ini :


Akting 9/10
Skenario 9/10
Cinematografi 9/10
Overall 9/10



Mungkin ini saja review yang bisa saya tulis. Yang pasti film ini jauh dari muatan politis dan bisa ditonton oleh semua kalangan dan agama manapun. Kita pun yang alumni maupun bukan alumni 212 sebisa mungkin mendukung film bagus ini. Paling tidak jika kita tidak bisa mendukung, janganlah sampai membencinya atau malah melakukan fitnah. Karena bagi saya sebagai seorang pengajar, film-film bermuatan positif seperti ini harus didukung untuk mengalahkan film-film yang mendangkalkan akidah. Intinya, hayooo kita nonton film 212 The Power Of Love!***(yas) 




Jakarta, 10th of May 2018
08.16 am @myroom
Semoga sukses!




Ketika Mas Gagah menjadi Abrar

Launching di Epicentrum

Tonton filmnya, baca bukunya.

Ketemu Mbak Yasna yang asli maupun gak tetep sholehah


Ketemu Bang Benny penulis bukunya.

Mejeng dulu ya...

Ketemu Hagrid eh Addin

Foto yang disirikin banyak murid-murid saya

Helviers dimanapun dan kapanpun selalu mendukung bunda Helvy

Helviers dong yang selalu dukung. Walaupun cuma jadi tim hore.

Ketemu Pemeran Kiai Zainal yang udah kayak bokap sendiri

Cuma berani ngasih bunga ke bunda aja.... wkwkwk

Sunday, April 29, 2018

Movie Review : Avengers Infinity War - Film Kebanyakan Hero (SPOILERS ALERT)


 
picture courtesy from Google


Pada akhir film Avenger yang pertama, di post credit scene nya muncul Thanos yang menggambarkan film ini akan berlanjut dengan memburu Thanos sebagai musuh utamanya. Selang beberapa tahun kemudian, setelah masing-masing memiliki filmnya sendiri-sendiri, maka tahun ini munculah Avengers : Infinity War yang digadang-gadang akan menjadi box office di tahun 2018. Nah, kira-kira gimana ya film ini? Let’s check my review!


Setelah kehabisan tiket di hari kedua pemutarannya. Ya iyalah, saya datang ke bioskop jam 18.00 sedangkan film yang saya incar yang 18.35 (waktu aman bagi saya karena selepas sholat maghrib). Namun, saya berharap ada satu kursi yang “nyempil” karena saya kan seorang diri (baca : jomblo). Namun nyatanya, kursi yang kosong ada di deretan paling depan. Langsung deh saya batal nonton.

Kemudian baru hari sabtu saya bisa menonton film ini bersama bocah-bocah di kelas saya. Eh, gak disangka saya malah gak bisa nonton karena kurang beli tiket! Saya kira yang ikut nonton hanya 8 orang termasuk saya, nyatanya saya menjadi orang kesembilan. Mau beli tiket dengan jam pertunjukan yang sama, lagi-lagi hanya sisa bangku paling depan. Ya sudah, akhirnya saya mengalah, menonton di show berikutnya.

Film dibuka dengan adengan Thanos dan Black Order berhasil mengalahkan Asgard. Mereka meminta Loki untuk menyerahkan Tesseract stone yang dulu pernah dimilikinya. Thor yang pada film singlenya kehilangan martil andalannya ditahan (dan anehnya kenapa gak dibunuh ya sama Thanos dkk? Apalagi saat ditangkap sikap si Thor ini nyebelin banget). Pada saat Loki akan menyerahkan batunya, datang bala bantuan yang tidak diduga. Namun bala bantuan itu justru kalah oleh Thanos dan dengan kekuatan sisa dari penjaga Asgard, bala bantuan berhasil dikembalikan ke negeri asalnya. Tragedi di asgard ini berakhir dengan dibunuhnya Loki.

Fase kedua yang menjadi incaran adalah batu yang dipakai oleh Dr. Strange. Lagi-lagi yang bikin saya BT banget (dan beda banget sama film solonya si Strange), Dr Strange malah “belagak” mau menjadi juru selamat dengan tetap menahan batu itu. Kalau ketahuan batu itu bikin orang jadi jahat mending dihancurin aja yekan? Akhirnya Dr Strange dan Iron Man ples Spidey keangkut kapal Maw. Anehnya lagi, Dr Strange kan bisa buka portal ke tempat-tempat lain ya? Kenapa disini dia benar-benar kayak orang gak berdaya gitu. Jadi kayak lemah gitu deh! Untungnya kharisma Benedict Clumberbatch memaafkan ketololan dari Dr Strange. Udah tau mau ditangkep, pergi kek kemana.

Next, scene di Scotland saat Wanda dan Vision lagi berduaan. Tiba-tiba keduanya diserang oleh anggota Black Order karena ingin mengambil batu yang ada di jidat Vision. Disinilah keduanya dibantu oleh anggota Avengers yang lain, Captain America (Chris Evans beneran kece badai), Black Widow, dan Falcon. Sayangnya saat kedua anggota black order itu udah terdesak, eh malah dibiarin kabur. Biar durasi filmnya panjang kali yee…

Adegan di Wakanda pun begitu. Saat Avengers sepakat mengambil batu di jidat Vision tanpa harus melukainya, maka tempat terbaik adalah WAKANDA FOREVER! T’Challa dan semua krunya bersedia melawan alien-alien gak jelas itu yang jumlahnya ribuan. Di adegan ini kembali saya menjadi gak suka sama T’Challa yang kesannya sekedar ditempel aja. Wakanda itu bukannya tempat yang susah dicari ya? Kok tetiba para Black order itu gampang banget nemuin. Ditambah lagi Wanda kok jadi lemah banget sih. Padahal, kalo aja dia ngerelain Vision “pergi” paling gak dia udah nyelametin dunia. Nanti bisa deh cari penggantinya Vision (apa sih gw?). Hehehe. Untung aja pas keadaan terdesak datang Thor yang sudah punya senjata baru.

Genk Guardian of Galaxy pun begitu. Mereka nyaris aja berhasil mengalahkan Thanos kalo aja gak dirusak sama sikap sentimentil Quill. Cuma gegara dia tahu kalau Gomorra sudah wafat eh dia malah jadi emosional gitu. Yaelah, jaga diri aja gak bisa, gimana mau jaga galaksi. Lol. Akhirnya gegara kegagalan itu, Thanos berhasil mendapatkan batu yang dimiliki Dr Strange. Gomorra sendiri terjebak sikap sentimentil dengan ayahnya itu. Kalau aja dia langsung ngebunuh ayahnya udah deh beres. Hahaha.
Anehnya, Nebula yang awalnya gak berdaya sama sekali pas diikat sama Thanos, eh pas Thanos dan Gomorra pergi tetiba dia punya kekuatan buat melarikan diri. Hallaawww, dari kemarin ngapain aja mbak Nebula???

Di akhir film, setelah Thanos berhasil mendapatkan kelima batu akiknya, eh batu infinity nya, dia malah gak langsung membunuh para avengers itu. Alih-alih ngebunuh Avengers, dia malah plesiran ke Filipina. Mungkin dengan melihat sawah-sawah di ladang hatinya akan lembut kembali (eaaa…eaaa…). Secara dia udah berambisi menjadi penguasa dunia, masa nangis sih pas ngorbanin anaknya. Mesti belajar sama Fir’aun nih kayaknya si Thanos gimana jadi orang yang berambisi. Wkwkwk.

Ujung-ujung, entah kenapa tetiba banyak superhero yang menjadi butiran debu. Gak tau deh maksudnya apa. Tapi feeling saya sih mereka gak mati. Kecuali seperti Loki, Vision, penjaga Asgard yang jelas-jelas dibunuh oleh Black Order dan Thanos.

Eh, jangan keluar dulu setelah filmnya abis. Kamu wajib banget baca itu orang-orang yang bikin film ini jadi absurd. Nah, kejutan di akhirnya, kamu akan melihat post scene, ketika Nick Fury dan Maria Hill menjadi debu. Eh, sebelum menjadi debu si Nick ini sempet ngepage (haree genee pake pager…wkwkwkw) seseorang yang ternyata adalah KAPTEN MARVEL! Konon Kapten Marvel adalah salah satu hero yang terkuat juga di alam semesta. Ya, seimbang lah buat melawan Thanos. Tapi pertanyaan terbesar saya adalah, Nick, kenapa kamu gak hubungin Kapten Marvel dari kemaren??? Kenapaaaa???? Nunggu semuanya jadi butiran debu baru deh kamu hubungin dia. Jangan-jangan dia lagi sibuk shopping and tutorial make up ya? Lol.

Intinya (lagi-lagi) saya merasa gak banget sama film besutan Marvel ini. Skenarionya menurut saya buruk. Joke-joke nya si Hulk garing abis! Keliatan banget kalau film ini pengen banget box office dan meraih keuntungan sebanyak-banyaknya. Banyaknya hero yang hadir pun bagi saya mubazir banget! Dari semua hero yang hadir, masa sama Thanos aja kalah sih. Padahal kekuatan dia cuma di sarung tangan. Kalo sarung tangannya dilepas gampang deh dikalahin. Lebih gak bangetnya lagi, ada yang hero yang emosional banget, padahal dunia udah mau kiamat gegara Thanos, tapi mereka malah sentimental gitu. Bikin gregetan.

Ditambah lagi pertarungannya yang nanggung. Itu Bruce udah dapet kostum baru kenapa masih oon juga ya? Hahaha. Bagi saya yang menyelamatkan film ini adalah Kharisma Benedict Cumberbatch, ketampanan Chris Evans, dan kekerenan Elizabeth Olsen. Selebihnya, ke laut aja deh. Bahkan saya yang ngefans sama T’Challa aja sampe ilfil dengan peran dia yang giru-gitu doang. Oiya, Nikia nya kemana ya?

Ya udah, sekarang kita kasih nilai untuk film ini :


Akting 7/10
Skenario 6/10
Cinematografi 7/10
Overall 7/10


Buat kalian yang mau menonton film ini mending jangan high expectation. Karena takutnya malah jatuh kecewa. Dan jangan percaya sama orang yang bilang film ini bagus, nyatanya bagi saya, bagusan Black Panther kemana-mana. Anyway, selamat menonton***(yas) 



Jakarta, 29th of April 2018
@CnC Coffee shop, 18.36 pm





 Tiga penyelamat Film Avengers Infinity War


Mbak Wanda yang cuantik tapi sentimental bingits


Om Chris Evans yang kece abis


Mr Cumberbatch yang kharisma bangets

Monday, March 19, 2018

The End Of A Journey (Part 1)


Deep meaning of My journey

“Jika hatimu lelah dengan rutinitas kehidupan, ambilah jeda barang sebentar. Lalu nikmati hari-harimu dengan apapun yang ingin kau lakukan. Lakukan apa yang kau mau dan jangan biarkan orang lain merampas kebahagiaanmu,”


Ahhhhh… Saya lelah! Bukan hanya lelah fisik, tetapi juga lelah secara batin. Banyak hal yang belum bisa lakukan. Banyak orang yang belum bisa bantu. Banyak murid bermasalah yang belum bisa saya tangani. Banyak kewajiban yang belum bisa saya jalankan.

Lalu sepertinya sekejap kemudian beban itu menjadi bertambah berat dengan adanya omongan-omongan tidak sedap pada setiap hal yang menyangkut diri saya. Tidakkah mereka bisa membiarkan saya menjadi apa adanya tanpa perlu berpura-pura?


“Kapanpun dan dimanapun, akan datang orang-orang yang ingin selalu menjatuhkanmu, Yass. Tak peduli betapa pun sempurnanya dirimu. Mereka akan selalu hadir untuk menghancurkan kepercayaan dirimu dan melukai perasaanmu. Lalu ketika apa yang mereka inginkan sudah terlaksana maka mereka akan pergi dan mencari korban lainnya,”



Lalu bagaimana jika Saya kalah dan mereka menang?


“Jika kau memilih untuk kalah, maka tujuan mereka tercapai. Tinggal kau yang akan mengais lukamu sendiri. Padahal bisa saja kau menolak untuk kalah dan memenangkan pertandingan,”




Ahhhh… Saya seperti jatuh tersungkur. Semua hal yang menjadi beban di hati langsung saja saya tumpahkan pada Allah, agar Dia memberikan saya kekuatan. Bukankah Dia yang Maha Kuat? Lalu darimana kekuatan itu berasal, jika bukan dari Dia?

Untuk mereka yang berusaha menjatuhkanmu dan melukai hari-harimu? Saya percaya Allah akan membayarnya dengan kontan sesuai dengan berapa banyak usaha yang mereka lakukan untuk menjatuhkan orang itu.

Rasanya ingin terus berpikir positif, namun adakalanya pikiran negatif mengambil alih.

Jadilah saya memutuskan untuk melangkahkan kaki saya menuju suatu tempat, tidak jauh, Wonosobo Jawa Tengah. Ke Dieng tepatnya. Semuanya tidak direncanakan. Itenary pun dibuat 2 jam sebelum keberangkatan. Itupun hanya garis besarnya saja. Tiket, penginapan, dll tidak ada yang dibooking, biar semua dilakukan secara on the spot.

Perjalanan ini seperti membawa kenikmatan sendiri bagi saya. Menempuh perjalanan Bekasi – Wonosobo kurang lebih 9 jam (yang nyaris saja gagal berangkat), saya berusaha menikmatinya. Bertemu dengan seorang Ibu yang asli Wonosobo namun bekerja di Jakarta. Lalu kami mengobrol ngalor ngidul. Ah, serius, kalau bertemu dengan “ibu-ibu” bawaannya saya ingin mencium tangannya saja, lalu menangis mengenang Ibu saya.

Menuju Dieng pun saya menikmati perjalanan di mikrobis bertemu dengan ibu dan bapak petani dengan gembolan besarnya, atau keranjang sayurnya. Walaupun saya tidak paham Bahasa Jawa namun saya berusaha untuk menikmati guyonan-guyonan mereka. Saat saya terlihat pucat karena jalanan yang berkelok-kelok dan sopir yang mengerem mobil dnegan tidak baik, maka seorang Ibu memberikan saya permen.

Ketika sampai di Dieng, saya berjalan kaki menyusuri banyak rumah dan tempat homestay hingga saya menemukan satu tempat yang menurut saya sangat nyaman. Walaupun hanya sebuah hostel dengan 4 bunk bed, namun pada kenyataannya saya berada di kamar sendiri. Saya menikmati sendirian di kamar. Menulis buku diary, tilawah, mendengarkan musik ataupun tidur berselimut tebal untuk menahan dingin udara Dieng.

Mengelilingi Dieng pun saya ditemani oleh Mas Udin, seorang sopir mobil yang katanya baru pertama kali ini mengantar pakai motor. Dia juga yang mengambil foto-foto untuk saya di beberapa tempat. Jadilah, sebagai sopir ojek beliau merangkap sebagai fotografer saya. Hehehe… Tidak banyak tempat yang saya ingin datangi, yang terpenting saya bahagia dan senang berada di tempat itu. Bahkan ketika menanjak menuju Batu Pandang (spot tertinggi untuk melihat Dieng), saya menambahkan rasa syukur pada berat badan saya yang belakangan ini terus menyusut. Walaupun medannya tinggi, hujan deras, dan nafas yang terengah-engah karena menahan dingin, tetapi tubuh kurus saya mampu membawa saya ke atas bukit itu. Tidak terbayangkan jika tubuh saya masih gemuk, mungkin saya akan menyerah terlebih dahulu sebelum sampai puncaknya. Alhamdulillah, datangnya masalah dari murid-murid yang membuat saya malas makan membuat tubuh saya kehilangan beberapa kilo. 

Di balik foto yang bagus ada usaha yang bagus pula


Saat bangun jam 4 pagi, menuju Golden Sunrise Sikunir pun, lagi-lagi saya merasa bersyukur. Tidak terbayangkan jika perjalanan saya ini bukan tentang masalah menemukan semangat saya lagi, maka mungkin saya akan lebih memilih bergumul dengan selimut untuk menghalau dinginnya udara Dieng.

Sesampainya di Bukit Sikunir pun, ketika semua orang terlena dengan foto-foto dan memanfaatkan alam untuk membuat foto menjadi lebih bagus, saya lebih senang memutar musik lewat headphone lalu merenungi tentang ciptaan Allah yang berupa Matahari yang sebelum muncul didahului dengan garis horison. Lalu ketika matahari itu muncul perlahan, ketika orang-orang semakin heboh dengan foto-fotonya, maka saya malah menangis. Menangis untuk kesempatan menikmati Sunrise yang di Jakarta tidak bisa dapatkan. Lalu menangis ketika mengingat, bahwa suatu hari sinar itu akan punah dan matahari tidak akan muncul lagi. Allah, Engkaulah yang menciptakan apa yang ada menjadi tiada. 

Sunrise di Sikunir


Saya sungguh menikmati perjalanan saya kali ini. Berinteraksi dengan orang lain dan menjalankan apa yang ingin saya jalankan. Tidak terikat dengan dengan itenary yang super detail ataupun “mewajibkan” diri ke spot-spot tertentu. Saya hanya menikmati setiap langkah yang saya lakukan dan menikmati sapaan-sapaan dari setiap orang yang berinteraksi dengan saya. Bahkan saya yang biasanya super rempong untuk urusan kenyamanan, mencoba menerima apa yang saya dapatkan. Jika yang saya dapatkan tidak sesuai dengan yang saya harapkan, maka saya berusaha untuk membuatnya menjadi nyaman. Jika yang saya dapatkan tidak sesuai dengan keinginan saya, maka alih-alih meluapkan emosi, saya hanya berusaha untuk mengambil nafas panjang dan berbisik “Lord knows what’s best for you!”.
“I start my journey when You forgive me
I swear my whole world stops.
You are in my heart and, I’m so glad that its fine
You are One truly kind…”



-With You, Raef-

Semakin saya yakin kalau Allah menginginkan saya berjalan di muka bumi, selain untuk mengenal ciptaan-Nya, juga agar saya semakin menemukan makna hidup yang sesungguhnya. Lalu, bersyukur untuk yang saya dapatkan setiap harinya. Ketimbang membandingkan kehidupan saya dengan orang lain, Allah menginkan saya untuk menerima apa adanya apa yang sudah menjadi catatan rizki saya. Sehingga syukur yang saya lakukan akan membuat nikmat-Nya bertambah. Allah, adakah ketenangan yang kudapatkan selain dari diri-Mu?


Katakanlah: "Berjalanlah di muka bumi, kemudian perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu"

QS. Al – An’am ayat 11


Maka saya memutuskan untuk bahagia. Saya memutuskan untuk menikmati hari-hari saya. Saya memutuskan untuk memberikan yang terbaik bagi orang-orang di sekitar saya. Saya memutuskan untuk menjalankan hidup ini dengan sebaik-baiknya. I only live once! Maka jika sudah tiba akhir perjalanan hidup saya, maka saya tidak akan menyesali apapun. Menumbuhkan cinta dalam hati lalu memberikan yang terbaik bagi semua orang adalah perbuatan terpuji yang sering dilakukan oleh

Rasulullah SAW. Lalu bagaimana sikap kita dengan orang-orang nyinyir yang suka mencela? Biarkan mereka mencela dan nyinyir jika bisa membuat mereka bahagia. Biarkan apa yang mereka lakukan itu sebagai pembelajaran dan menjadikan kita lebih kuat. No words can’t bring me down!


Your heart is too heavy from things you carry a long time,
You been up you been down, tired and you don't know why,
But you're never gonna go back, you only live one life
Let go, let go, let go


-Live Like A Warrior, Matisyahu-

Sesungguhnya hidup hanya sekejap mata saja, maka jika kita tidak menikmatinya maka sungguh terasa sia-sia. Kehidupan manusia adalah sebuah perjalanan yang akan berhenti pada suatu titik bernama kematian. Berdoalah untuk kematian yang damai, tenang dan khusnul khotimah. Insya Allah***(yas)





Yogyakarta, 19th of March 2018 
@Balai Kopi Jogokarian, 17.02 
Kangen dan rindu semoga cepat berlalu.





Motto Buya Hamka yang saya temui di sebuah kedai kopi


Menikmati pemandangan dari atas setelah bersusah payah menanjak

Saturday, March 10, 2018

Movie Review : Lara Croft yang Lebih Manusiawi (Spoiler Alert)





Awal maret ini muncul lagi film yang merupakan reboot dari film sebelumnya pada tahun 2001 yang dibintangi oleh Angelina Jolie, Tomb Raider. Film ini berdasarkan dari sebuah game dengan nama yang sama di mana menokohkan seorang gadis muda kaya dan jago beraksi bernama Lara Croft. Film kali ini namun memiliki plot dan bintang-bintang yang berbeda. Inti ceritanya tetap sama, memburu makam kuno. Alicia Vikander (yang pernah berperan sebagai Gerda pada salah satu film nominasi oscar Danish Girl) didampuk sebagai Lara Croft versi baru ini. Dia berada dibawah bayang-bayang nama besar Angelina Jolie yang sukses dengan 2 film Tomb raider sebelumnya.


Kisah Tomb Raider kali ini menceritakan misi Lara untuk mencari ayahnya yang tak diketahui  keberadaannya setelah melakukan ekspedisi ke sebuah Pulau di Jepang guna menemukan makam kuno seorang Ratu Himiko. Dalam ekspedisinya itu ayah Lara, Richard Croft dinyatakan hilang setelah selama 5 tahun. Lara yang memutuskan untuk hidup sendiri dan jauh dari kekayaan orang tuanya menyimpan harapan bahwa ayahnya masih hidup. Anna Miller, tangan kanan ayahnya di Croft Company, meminta Lara untuk menandatangani surat kematian ayahnya agar Lara dapat memiliki semua harta kekayaan ayahnya. Namun Lara belum bersedia menandatangani berkas kematian itu, hingga suatu hari dia memutuskan untuk menerima kematian ayahnya sebagai takdir. 


Namun pada saat ingin menandangani surat itu, pengacara ayahnya memberikan sebuah pizzle Jepang yang mengungkapkan rahasia tersembunyi. Dari situlah kemudian Lara menemukan tempat di mana terungkap sebuah rahasia kemana ayahnya pergi dan misi apa yang dibawa ayahnya. Berbekal dengan menjual kalung peninggalan ayahnya Lara memulai ekspedisi mencari ayahnya. Tujuan  pertamanya ke Hongkong untuk bertemu dengan seorang pria bernama Lu Ren yang diyakininya telah tahu di mana keberadaan ayahnya. Lu Ren yang sekarang ternyata adalah anak dari Lu Ren yang menemani ayah Lara ke sebuah Pulau tak berpenghuni. Petualangan keduanya pun dimulai.


Setelah perahu mereka hancur dihantam badai, Lara terdampar di sebuah pulau dan diselamatkan oleh Mathias Vogel, seorang peneliti juga. Kemudian diketahui bahwa Vogel juga sedang mencari makam Ratu Himiko dan berkat catatan ayah Lara yang ditemukannya saat Lara pingsan, dia mengetahui di mana makam itu berada. Vogel menginginkan untuk membangunkan Ratu Himiko yang jahat itu untuk dimanfaatkan melakukan genosida. 

Sejarah Ratu Himiko sendiri adalah konon dia adalah ratu yang jahat dan berambisi, bilamana seseorang menyentuh tangannya maka akan mendapatkan kematian. Kemudian para jenderalnya berkhianat dan menguburnya hidup-hidup di sebuah tempat yang ditemukan oleh Ayah Lara.


Lara kemudian dijadikan budak oleh Vogel, namun dia berhasil melarikan diri berkat pertolongan Lu Ren. Kemudian dia memulai aksinya untuk menyelamatkan Lu Ren sekaligus mencoba menggagalkan usaha Vogel untuk membangunkan Ratu Himiko.

Untuk kelanjutan ceritanya nonton sendiri aja ya… hehehe..

**
Reboot film kali ini saya benar-benar terhibur dan puas serta sangat merekomendasikan untuk ditonton. Berbeda dengan film-film superhero sebelumnya produksi Marvel ataupun DC, yang pada bagian permulaan selalu bikin ngantuk ditambah joke-joke nya yang garing, film Tomb Raider kali ini langsung menceritakan inti permasalahannya tanpa perlu dijelaskan panjang lebar latar belakangnya. Tokoh Lara kali ini pun digambarkan sangat humanis, orang yang kesulitan secara ekonomi dan tidak terlalu "super" banget.


Jika tokoh Lara yang diperankan oleh Angelina Jolie memiliki karakter yang kuat, tangguh dan kaya raya, tokoh Lara versi Alicia Vikander ini digambarkan sebagai pribadi yang ceroboh, labil dan manusiawi. Berkali-kali Lara harus melawan dirinya sendiri untuk mengambil suatu keputusan. Bahkan ketika dia bertarung dengan musuh, Lara tidak langsung berhasil, melainkan harus babak belur dulu. Dia pun terluka ketika terjatuh dari parasut dan menangis layaknya manusia biasa (tapi memang sih Lara ini digambarkan sebagai manusia biasa). Belum lagi sifat manusiawinya semakin muncul saat beliau bertemu dengan ayahnya (upss.. spoiler). Lara benar-benar digambarkan bukan seorang superhero.


Tetapi penggambaran Lara yang seperti ini membuat cerita menjadi menarik. Penonton berkali-kali seolah diajak untuk merasakan bagaimana perasaan Lara dan ketegangan yang dihadapinya. Lara bukan lagi sosok super yang bisa mengalahkan musuh-musuhnya sekali pukul namun dia harus berjuang sekuat tenaga. Dia juga seringkali dihadapkan pada dilema yang harus diputuskannya dengan cepat.


Plot film ini juga menarik dan tidak berbelit-belit. Tidak perlu juga membuat penonton berkerut kening memikirkan penjelasan yang memakan durasi film. Penulis cerita berhasil meramu plot film ini menjadi simpel dan tidak berbelit-belit. Tujuannya adalah menemukan makam kuno Ratu Himiko. Sekilas memang mirip cerita tokoh Ahmanet dalam film The Mummy, namun sang penulis memberikan twist yang tidak diduga-duga. Endingnya pun terbuka sehingga menungkinkan untuk membual sequel dari film ini.


Untuk sinematografinya pun sangat memanjakan mata. Gambar-gambar klasik yang diikuti dengan beberapa gambar modern menjadikan film berdurasi 2 jam ini menjadi tidak bosan untuk ditonton. Walaupun akhir ceritanya tetap saja klasik dan tertebak tetapi menonton film ini dari awal sampai akhir sangat tidak membosankan. Joke-joke garing pun dihindari agar durasi film tidak terlalu panjang.

Khusu penampilan Alicia Vikander saya patut memberikan acungan jempol. Dia bisa terlepas dari bayang-bayang besra nama Angelina Jolie. Bahkan kekuatan aktingnya bisa menyandingi nama besar Angelina Jolie yang identik dengan sosok Lara Croft. Kekuatan akting nya ini pula yang membuat film ini menjadi semakin hidup. Tetapi dalam beberapa adegan, sosok Lara yang membawa panah dan busur jadi membuat mirip dengan sosok Katniss. Adegan khas Lara dengan dua pistolnya belum muncul di film kali ini.

Berikut adalah nilai untuk film ini :


Akting 8 / 10 (Khusus Allicia Vikander 9/10)
Skenario 8/10
Cinematografi 9/10
Overall 8.5/10


Bagi para penggemar film petualangan, saya sangat merekomendasikan film ini. Salah satu faktornya adalah film ini tak membuat ngantuk dari awal sampai akhir. Setelah dibombardir dengan film-film superhero yang bikin ngantuk di awal-awal cerita (kecuali Black panther) hadirnya Lara Croft sangat mengagumkan. Film ini juga sekaligus pembuktian Allicia Vikander dari seorang tokoh drama menjadi tokoh aksi. Sifat manusiawi Lara yang ditonjolkan dalam film ini menjadikan film ini terhindar dari stereotype film aksi sejenis. Memang seharusnya tokoh jagoan semanusiawi Lara Croft ini. Eh, tapi emang dia bukan seorang superhero deh tapi manusia biasa, jadi wajarlah ya kalau dia bersifat humanis. Lol***(yas)




Jakarta, 10th March 2018
20.47 @Carl's Jr Buaran


Friday, February 16, 2018

Bunda Cinta 2 Kodi : Harta yang paling berharga adalah ...



Pernah bertanya-tanya darimana nama produk busana “KEKE” didapat? Kalau pernah berarti anda sama dengan saya. Kalau anda belum tahu jawabannya, maka mulai tanggal 8 Februari 2018 hadir film “Bunda : Cinta 2 Kodi” yang merupakan film biopik dari pengusaha Ika Kartika, pemilik produk busana muslim “Keke”.

Film dibuka dengan perkenalan singkat, antara Tika dengan Farid di sebuah kereta jabodetabek. Kemudian mereka menjalin pernikahan dan memiliki anak. Namun saat Tika sedang mengandung anak kedua, Farid meminta izin Tika untuk emnikah dengan wanita pilihan ibunya, Alina. Tika yang tidak mau dimadu akhirnya meminta Farid untuk meninggalkan rumahnya.

Tika adalah wanita yang sangat tangguh, dia masih melakukan pekerjaan walaupun sedang hamil tua. Setelah anak keduanya, Alda, lahir, Farid kembali lagi kepada Tika. Tika akhirnya mengizinkan Farid untuk kembali lagi padanya dan membina rumah tangga. Ide untuk membuat busana muslim hadir saat Tika melihat rancangan baju yang dibuat oleh Amanda, anaknya. Ditambah lagi saat itu ibu-ibu yang berada di lingkungan rumahnya meminta bantuan pekerjaan dari Tika. Maka Tika pun memiliki ide untuk membuat baju muslim untuk anak.

Ternyata dalam perjalanan membangun usahanya, Tika mendapatkan banyak kendala yang bahkan mengancam keharmonisan rumah tangganya. Sifat Tika yang keras, ego tinggi, dan ambisius membuat Farid merasa direndahkan, apalagi Farid belum memiliki pekerjaan tetap. Maka akan suatu klimaks, Farid memutuskan untuk pergi dari Tika.

Tika nyaris putus asa dan merasa gagal, namun dorongan dari asisten rumah tangganya dan ibu-ibu yang telah ditolongnya, maka Tika akhirnya bangkit kembali. Pada satu moment yang sangat dinanti-nantikan, Kids Fashion Week, Tika harus memutuskan apakah memilih untuk tetap berada di acara bergengsi tersebut atau memilih kembali kepada keluarganya?

***

Film ini diangkat berdasarkan dari novel laris “Cinta 2 Kodi” karya Asma Nadia yang menceritakan awal mula perintisan produk Keke dari 2 kodi saja. Penyutradaraan diserahkan kepada Ali Eunoia dan Bobby Prasetyo yang merupakan pendatang baru bagi perfilman Indonesia. Ada beberapa catatan yang ingin saya tulis usai menonton film ini. Berikut adalah ulasan saya.

KEKURANGAN

1. Cerita yang menurut saya terlalu datar. Sosok Tika yang sebenarnya sangat inspirasional itu menurut saya dibuat dengan standar saja. Padahal jika film ini difokuskan pada usaha Tika dan keberhasilan membina keluarga, maka akan sangat booming sekali. Walaupun film ini masih asik ditonton tapi menurut saya belum total banget mengangkat sosok Tika-nya.

2. Klimaks yang kurang greget. Klimaksnya menurut saya adalah saat Farid memutuskan untuk membawa anak-anaknya pergi ke Jepang, dan Tika sudah menyerah dengan keadaan. Ditambah lagi saat itu hadir Lina yang justru menimbulkan kecemburuan dari Tika. Namun kesombongan Tika justru yang akhirnya membuat dia semakin kehilangan keluarganya. Di adegan ini sebenarnya bisa dibuat lebih berdarah-darah yang menguras air mata penonton, tetapi baru aja air mata keluar tiba-tiba udah berganti adegan lain. Jadinya nanggung dan kurang greget.


Sejauh saya nonton film ini mungkin hanya ini yang mengganggu saya. Sekarang saya akan memberikan beberapa kelebihan dari film ini.


KELEBIHAN

1. Sinematografi yang sangat bagus sekali. Serius tidaknya film itu dibuat biasanya dilihat dari sinematografinya. Untuk film ini benar-benar memanjakan mata saya dalam urusan sinematografinya. Gambar-gambar kereta yang diambil dengan angle yang bagus dan gambar-gambar penunjang lainnya yang menurut saya keren abis. Camera close in dan close up nya pun bagus sehingga saya benar-benar bisa menikmati film ini.

2. Akting yang kuat. Acha Septriasa menunjukkan jam terbangnya yang tinggi sebagai salah satu artis terbaik negeri ini. Perannya sebagai seorang wanita karier sekaligus Ibu rumah tangga membuat saya yang menontonnya bener-bener menyelami perasaan Tika. Terutama saat adegan Tika menjemput anak-anak di tempat Farid bekerja dan anak-anak memutuskan tidak mau pulang. Itu meleleh bangetss! Bener-bener juara deh aktingnya Acha! Akting Ario Bayu pun tak kalah apik. Ario yang biasanya berperan akting atau drama aksi, kali ini menunjukkan kelasnya sebagai aktor yang bisa memerankan seorang ayah yang baik. Peran-peran tambahan yang lain pun juga baik, termasuk anak-anak Tika dan Farid.

3. Inspiratif. Ceritanya memang sederhana, bagaimana perjuangan Tika membangun bisnisnya sekaligus merawat rumah tangganya. Paling tidak ini bisa menjadi inspirasi bagi wanita-wanita karier di luar sana bahwa menjadi wanita karier itu penting tapi jangan sampai mengorbankan rumah tangga. Perjuangan Tika juga menggambarkan bahwa impian itu bisa diraih dengan usaha yang sungguh-sungguh.

4. Menguras air mata. Iya, beneran. Bukan menguras air banjir ya…hehehe… Awal air mata itu dikuras adalah saat Farid meminta izin kepada Tika untuk menikah lagi, seterusnya dan seterusnya sampai adegan yang benar-benar saya gak bisa lagi untuk menahan air mata (awalnya saya tahan-tahan…hahaha). Jadi dijamin banget usai kamu nonton film ini, mata bakalan sembab, terutama buat kaum hawa. Yang pasti juga kita akan rindu dengan ibu kita dan membayangkan perjuangan beliau yang sungguh luar biasa hebat.


Intinya film ini adalah reccomended bangets! Sederhana tetapi penuh makna. Intinya adalah seperti motto dari keluarga cemara, “Harta yang paling berharga adalah keluarga”. Bener bangets! Bagaimanapun suksesnya karier kita, maka jika tidak diimbangi dengan keluarga yang penuh cinta sama saja bohong. 


Keluarga adalah di mana kita merasa nyaman dan dicintai. Benarlah apa yang dikatakan dalam Al-Qur’an : jagalah diri dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu (QS. At-Tahrim : 6). Karena itu kita diperintahkan untuk menjaga diri kita dan keluarga kita dari api neraka. Setiap orang tua akan ditanyakan dan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dilakukan anak-anaknya. Semoga saja kita bisa menjaga keluarga kita agar tidak masuk ke dalam api neraka.


Btw, tentang keluarga, saya sendiri belum berkeluarga loh…hahaha… Jadi curhat deh (doain segera ya!). Ya, udah yang penting nonton film “Bunda, Cinta 2 Kodi” ya! Film bagus bagi yang sudah berkeluarga maupun belum berkeluarga. Pokoknya banyak hikmah dan inspirasinya deh usai nonton film ini.

Berikut nilai yang saya berikan untuk film ini :

Akting 9/10
Skenario 8.6/10
Cinematografi 9/10
Overall 8.5/10


Hayuk nonton segera sebelum turun layar!***(yas)




Bekasi, 16th of February 2018
16.10 @MhCoffee
Itu orang kangen gak yaa…. LOL.



Thursday, January 25, 2018

Bang Kapten! (Untuk Dia yang sedang termenung)





"Berapa menit lagi Kev, waktunya?"

"Paling 2 menit lagi, paak"

Tak lama pluit berbunyi panjang. Aufa menangis, Garin menangis, Hafidz juga, Razandy ikutan menangis. Aku mencari Bang Kapten, belum menangis tetapi wajahnya sudah memerah.

"Bu Yen, ayo bu deketin mereka," ujarku pada Bu Yen, Kepsek kami yang juga jadi supporter di pinggir lapangan tadi. Bu Yen berjalan menuju kursi pemain.

Melihat para pemain menangis, aku ikutan menangis (tapi dalam hati... hahaha). Sedih melihat mereka kecewa. Aku pun mengekori Bu Yen di belakang. Kevino yang kucari-cari sudah tidak ada. Aku menuju ke satu titik, Bang Kapten.

"Waahh, kalian hebat loh tadi! Keren banget!! Keceh Badai! You all did well! Semangat!" ujarku dengan suara dikuat-kuatkan... hahahah...

Hafidz berjalan gontai diikuti mamanya. Razandy dihibur mamanya. Aku melihat Bang Kapten berjalan memegang sobat terbaiknya, Si "celana bolong". Aku segera menuju dia.

Beberapa waktu seusai sholat jumat tadi aku sempat berpesan pada Bang Kapten yg sengaja kusuruh duduk di sampingku. "Sebelum keluar, doa dulu Kapten" Dia mengangguk dan berdoa dengan khusyuk. Kemudian, "Give me a hug!" ujarku lagi. And he did. “Do the best!” ujarku sebelum dia pergi.

Usai itu dia segera keluar bersama dengan teman-temannya. Aku pergi ke ruang guru untuk menyelesaikan beberapa urusan yang belum selesai. Pertandingan belum dimulai jadi aku masih ada waktu untuk mengerjakan beberapa hal sebelum mendukung tim Bang Kapten.

Tak lama suaranya terdengar lagi memanggilku, menanyakan pelatihnya yang juga rekan kerjaku. Aku memberi tahunya kemudian dia pergi.

**

Jam sudah menunjukkan pukul 1 siang saat keriuhan terdengar di lapangan. Beberapa anak yang sedari tadi kuminta untuk mendukungnya sudah duduk di pinggir lapangan, termasuk si "celana bolong, sahabat Bang Kapten. Aku segera bergabung dengan keriuhan itu. Di dekatku ada Kevino dan beberapa anak yang lain. "Celana bolong" duduk di pinggir lapangan, berteriak-teriak menyemangati sahabatnya.

Pertandingan berjalan seru. Lawan di final adalah SDIT Thariq Bin Ziyad. Di atas lapangan mungkin Tim Bang Kapten bisa menang, tetapi tim lawan menurunkan kekuatan penuh.

Beberapa saat kemudian kebuntuan permainan berakhir dengan gol dari Bang Kapten. Kami yang menonton berteriak-teriak senang. Aku mengelu-elukan nama Bang Kapten. Kevino yang ada di sampingku protes karena aku terlalu heboh, katanya. Hahaha…

Aku berteriak-teriak memanggil Bang Kapten, jika acapkali dia melakukan tendangan. Aku memanggil Razandy, Aufa, Garin, siapapun yang kubisa kupanggil pasti kuteriaki namanya. Tak lupa teriakan khas ku, “Come on!! You can do it!”

Tetapi permainan semakin tegang. Gol pun bersarang di gawang Aufa, menjadikan kedudukan menjadi 1-1. Kami terus berteriak-teriak memanggil-manggil setiap orang yang bisa kupanggil. Bang Kapten yang paling utama. Gawang tim Bang Kapten semakin dibombardir lawan. Beberapa peluang bagus gagal dieksekusi Razandy, Garin, dan Bang Kapten. Permainan Aufa semakin menurun dan terlihat tegang. Beberapa kali shoot yang dilakukannya dari gawang melenceng jauh ke sebelah kiri atau kanan gawang lawan. Raifa berusaha keras menahan gempuran bola. Razandy nyaris membuat gol kalau tidak berhasil ditepis oleh kiper lawan. Semua terlihat frustasi. Pak Budi, pelatih mereka teriak-teriak. Kami di pinggir lapangan ikutan tegang dan teriakanku semakin kencang, “Focus!! Focus!! Focus!!” teriakku melihat kekacauan tim kami. Dan petaka itu datang. Gol kedua berhasil disarangkan oleh tim lawan. Pemain semakin tertekan dan nervous. Kami di pinggir lapangan semakin deg deg-an.

"Si Celana Bolong" berteriak-teriak mengatakan sesuatu yang tidak baik tentang lawan. Aku mengingatinya, “Hoi, jangan sampai kita sudah kalah terus ditambah menjadi buruk dengan perkataan yang tidak baik ya, Celana Bolong.” Si "Celana Bolong" menurut. Kami memberikan semngat lagi.

Hafidz masuk menggantikan Razandy. Kami semakin berteriak-teriak. Bang Kapten semakin lincah mengawal bola tetapi selalu dihadang oleh tim lawan. Aufa semakin melakukan banyak kesalahan dengan shoot nya. Terlihat sekali tim kami sangat tegang dan tidak santai. Aku lagi-lagi menoleh pada Kevino menanyakan waktu. Pak Wi, wakil kepala sekolah kami memberitahu bahwa waktu sudah masuk injury time and it will be so hard to win. Akhirnya wasit meniupkan peluit panjang tanda pertandingan berakhir. Tim lawan sujud syukur dan bersorak kegirangan. Bang Kapten dan teman-temannya juga sujud tetapi penuh dengan air mata. Pertama yang kutangkap menangis, Aufa, diikuti Garin, Hafidz, Razandy dan… Bang Kapten. Tetapi Bang Kapten berusaha terlihat tegar.

Setelah itu aku mengikutinya dari belakang saat dia berjalan memegang bahu "Celana Bolong". Aku menangkapnya, “Wah….Bang Kapten hebat banget! Tapi memang belum beruntung aja. Tetap semangat ya!” Dia menahan tangis. Aku mengikutinya dan duduk di pinggir tangga gedung 2.

Celana Bolong mencoba menghiburnya. Aku memeluknya dan memberikan kata-kata motivasi. Si "Celana Bolong" membuat lelucon tentang tim lawan, Bang Kapten tertawa mendengarnya. Aku selalu memerhatikan mereka berdua. Celana Bolong membuat lawakan (yang menurutku jayus), yang tertawa sudah pasti sahabatnya, Bang Kapten. Aku ikut tertawa bukan karena lelucon Celana Bolong, tapi melihat mereka berdua tertawa terbahak-bahak. Kemudian aku memotret Bang Kapten dengan posisi termenung seperti itu.

Sebelum aku meninggalkan Bang Kapten, aku memberinya semangat kembali. Razandy mendekat, dan aku pun memberinya ucapan selamat dan menyemangatinya. Kemudian aku pergi karena ada acara lagi. Pada akhirnya aku sedikit menyesal karena tidak memotret Bang Kapten dan Si Celana Bolong lebih banyak. Termasuk Razandy juga.

***

Mungkin kekalahan yang sekarang tidak terlalu menyakitkan bagi Bang Kapten. Mereka sudah bermain dengan bagus dan maksimal, namun takdir menentukan mereka harus kalah.

Aku teringat sebulan sebelumnya, di tempat yang sama, kelas Bang Kapten juga mengalami kekalahan. Mungkin itu hanya pertandingan antar kelas yang tidak begitu bergengsi, tetapi kelas Bang Kapten waktu itu adalah kelas yang diunggulkan karena banyak anak bola di dalamnya. Tetapi di final, kelas Bang Kapten kalah. Mungkin kekalahan itu akan menjadi biasa-biasa saja pada umumnya, tetapi menjadi sangat menyakitkan karena AKU (PURA-PURA) TIDAK MENDUKUNGNYA!

Alih-alih Aku malah sengaja mendukung tim lawan. Mental mereka pun down. Mereka kalah, dan mereka memusuhiku! Sedihnya. Padahal begitu peluit panjang terdengar, yang ingin kulakukan adalah satu, memeluk mereka dan menenangi mereka. Dan mereka pun marah kepadaku. This is the very worst episode of my life.

Setelah itu kami “bermusuhan”. Namun permusuhan itu selesai setelah aku berusaha untuk memaafkan dan menyadari kesalahanku. “Mereka masih anak-anak, Yas. They even didn’t know what they did it’s hurt you,” ujar seorang temanku. Tak lama aku pun akrab kembali dengan mereka. Celana Bolong yang paling sportif dan dia yang paling dewasa (cubit pipi Rey).

Dengan Bang Kapten? Setelah kejadian ini aku menjadi ingin selalu memerhatikannya. Kami menjadi dekat. Dia anak yang baik. He just doesn’t know how to act as a good person. Mungkin terlihat jutek diluarnya, tetapi percaya deh, dia anak yang baik.

Hubungan kami pada awalnya memang biasa-biasa saja. Dia sepupu dari Razandy dan setiap kali aku menegur Razandy, maka aku pun ikut menegurnya. Padahal aku tak pernah mengajarnya sampai kelas 5 sekarang. Hingga akhirnya dia berada di kelas di mana aku menjadi wali kelas kedua. Awalnya pun biasa-biasa saja. 

Di ulang tahunnya, Oktober 2017, entah kenapa tiba-tiba aku merasa ingin memerhatikannya saja. Hal itu datang tiba-tiba. Kemudian kami pun menjadi akrab. Sebagai seorang guru dengan murid dan juga sebagai sahabat.

Empat tahun sebelumnya aku juga akrab dengan seorang anak bernama “A”. Sekarang dia sudah duduk di kelas 3 SMP dan kami jarang berkomunikasi lagi. Dia menjadi anak yang “aneh” dan “liar” bagiku sekarang. Dulu waktu dia kelas 1 sampai kelas 5 aku begitu intens memerhatikannya. Mengajarinya mengaji, membantunya belajar Bahasa Inggris maupun pelajaran lainnya. Lagi-lagi sebenarnya “A” adalah anak yang baik, namun pengaruh lingkungan yang akhirnya membuat dia menjadi “tidak baik”. Kami sempat bermain petasan di rumahnya dan bukber bareng, tetapi aku gagal merengkuhnya saat dia berjalan terlalu jauh dan menjadi liar. Aku segan untuk menegurnya dengan perasaan malu dan memikirkan apa yang akan dikatakan orang lain bila aku terlalu memerhatikannya. Padahal jika kuingat lagi, untuk apa perkataan tidak penting orang-orang itu kuperhatikan, pada akhirnya malah menimbulkan penyesalan tidak bisa menolongnya. Terkadang orang hanya bisa berkomentar pedas yang membuat hati kita menjadi luka. Padahal mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Akan selalu ada orang yang berkomentar pedas untuk setiap kebaikan yang kita lakukan. Just get over it!

Sekarang aku tak ingin hubungan “istimewa” dengan Bang Kapten berakhir seperti “A”. Bang Kapten anak yang baik dan memiliki keluarga yang baik pula. Aku yakin jika dia dikembalikan kepada fitrahnya menuju kebaikan, maka dia akan bisa terus menjadi baik. Aku yakin dan sangat yakin. Aku akan mencoba mengawasinya. Walaupun waktuku bersamanya mungkin tak lebih dari 4 bulan lagi tetapi aku akan mencoba untuk terus berkomunikasi dengannya. Anak yang baik pasti akan menemukan jalan yang baik juga.

Semangat terus ya, Bang Kapten! Aku akan selalu mendukungmu! Kamu hebat! Kamu keren! Dan yang lebih penting, kamu baik! Kamu bisa menjadi lebih baik lagi. Melajulah terus, Bang Kapten! Aku ingin melihat dirimu memegang piala itu dan berkata, “Kemenangan ini kupersembahkan untuk Pak Yass yang ganteng abiss!” Hahahah....***(yas)




Jakarta-Bogor-Bekasi, 23-25th of January 2018
@My room, Mujigae, office, 08.18 am
Persembahan untuk Bang Kapten.
Love you full to the moon and back! 



Ps. Celana Bang Kapten sengaja ditutup emoticon biar nutupin auratnya :)