Thursday, October 21, 2021

Belajar dari K.S.N



Hari-hari ini jagad perdrakoran dihebohkan dengan pengakuan seorang wanita yang mengatakan bahwa ada aktor K yang tidak sebaik apa yang dicitrakan dalam drama. Beberapa hari kemudian baru ketahuan bahwa aktor itu adalah Kim Seon Ho (KSN) yang melejit namanya lewat drakor Start-Up dan yang terbaru Hometown ChaCha.


Semua drakor mania pasti tahu kalau Kim Seon Ho itu citranya anak baik-baik. Senyum lesung pipitnya udah pasti bisa membuat para noona, eonni, dan ahjumma klepek-klepek. Tetapi semua itu berubah drastis dalam semalam ketika KSN tidak menyangkal apa yang dituduhkan dan dia malah meminta maaf.


Dari KSN kita bisa belajar bahwa pencitraan itu pada akhirnya akan terbongkar juga. Karier yang dibangun selama ini tiba-tiba hancur berantakan di depan mata. Sad. Semua brand tiba-tiba menyembunyikan semua postingan yang berhubungan dengan KSN. Beberapa drama yang akan dibintanginya langsung mencari peran pengganti. Netizen Korea memang terkenal kejam terhadap orang-orang yang berbuat jahat. Satu hal positif yang dilakukan KSN adalah meminta maaf dan mengakui apa yang dia lakukan.


Ada dua hal yang bisa gw petik dari kejadian ini :


1. BE YOURSELF!

Jangan pernah pakai topeng dalam hidup. Capek gak sih lo kerjaannya pakai topeng tiap hari? Jadilah apa adanya. Setiap hal itu bisa dimanipulasi, termasuk perilaku tetapi akan ada waktunya semua terbongkar.
Setiap hari manusia itu berjuang sama dirinya sendiri untuk meredam penerimaan dan penolakan dari orang lain. Ada yang bisa menenangkan diri mereka, dan ada pula yang selalu kalah berakhir dengan depresi. Kuncinya adalah terima diri kita apa adanya. Allah udah bilang kok di dalam surat At Tin ayat 4 bahwa manusia diciptakan dalam bentuk sebaik-baiknya. Kalau Allah saja sudah bilang : Kamu tuh Aku ciptakan dengan sebaik-baiknya, lho! Dan Allah itu yang paling tahu kita. Terus kenapa kita jadi ragu dengan apa yang udah dikasih oleh Allah? 

Langkah awal ketika kita bisa menerima diri kita apa adanya maka kita bisa berdamai dan bernegosiasi dengan segala krisis identitas diri tanpa ada intervensi dari orang lain. Percaya deh semua orang itu akan ganteng dan cantik pada waktunya. Termasuk segala hal yang berhubungan dengan fisik itu bisa dipermak/manipulasi. Yakinkan diri kita tuh unik, one of a kind! 

Kalau kita bisa menerima diri kita apa adanya, maka gak ada hal yang gak bisa dikompromikan. Istilahnya orang lain mau nerima kita atau gak itu bodo amat. Yang terpenting kita menerima diri kita sendiri. Amal perbuatan itu lebih penting daripada fisik semata. Toh nanti yang dibawa pulang ke akherat adalah amalan kita. Kita akan dihisab pun berdasarkan amalan bukan fisik. Jadi fisik itu bukan yang utama. Yang perlu mendapat perhatian lebih adalah amal shaleh. Orang yang keliatannya seperti malaikat, tau-tau hatinya bagai seorang iblis. 

Sesempurna apapun mencitrakan diri, pasti suatu saat akan lelah dan kebongkar juga. Untuk itu kita wajib banget minta sama Allah untuk menutupi aib-aib kita, untuk kemudian tidak mengulangi lagi. Bukan malah dipelihara.

2. SPEAK UP!

Speak up ini penting banget! Istilahnya viralin dulu aja untuk menguak kebusukan. Mereka yang mengalami tindakan kejahatan pasti trauma banget. Terlebih jika mereka berhadapan dengan orang-orang yang punya citra baik, padahal melakukan kejahatan. Pasti ketika speak up banyak orang yang gak percaya, atau malah yang speak up malah dianggap mencari sensasi dan disalahkan balik. Kasian khan?

Orang yang mengalami tindakan kejahatan setiap hari pasti battling dengan diri mereka. Tentu mereka akan menyalahkan diri mereka sendiri yang menganggap tidak bisa melawan. Jika ini terus terjadi maka dorongan untuk suicide itu akan kuat karena menganggap diri gak berguna.

Di satu sisi mereka ingin berbicara tetapi pasti akan ada penilaian-penilaian dari orang lain tentang diri mereka. Jadi semacam buah simalakama, diceritakan menjadi malu, tidak diceritakan menjadi beban hidupnya.

Salah satu cara terbaik untuk menaklukkan trauma adalah berhadapan langsung dengan trauma itu sendiri. Hadapi trauma ini dengan cara baik-baik. Cari poin-poin apa yang membuat kita trauma dan apa yang segera harus kita lakukan untuk mengatasi ini.  Kemudian speak up dengan cara yang kita bisa, lewat bicara atau tulisan. Tentu gak mudah, karena kita harus memutar kembali detik-detik hal yang kita gak ingin ingat lagi. Namun percaya deh, jika kita udah bisa speak up maka akan ada sedikit beban yang membuat kita lega. Masih ingat kan kasus pegawai KPI yang menyimpan semua traumanya hingga akhirnya dia berani mengungkapkan itu semua. Pasti tidak mudah karena banyak pertimbangan yang harus dia lakukan. Bahkan hingga dia diserang balik karena dianggap lemah dan baper.

Orang-orang yang ini pasti memerlukan pendampinga, untuk terus menguatkan diri mereka dan meyakinkan bahwa mereka not in the wrong side. Jika mereka tidak bisa berpikir panjang dan terus melemah maka sudah pasti memilih bunuh diri untuk mengakhiri ini semua.

***

Dua hal inilah yang bisa gw ambil dari kasusnya KSN. Tidak memakai topeng seperti yang dilakukan KSN dan speak up seperti wanita yang disebut mantan pacarnya KSN.

Dalam kasus gw sendiri, capek banget ketika gw harus make topeng agar dinilai baik sama orang lain. Gw berjuang pastinya menjadi diri sendiri dan tampil adanya. Banyak cercaan, hinaan, dan makian yang pernah gw dapet. Tapi di titik sekarang gw udah gak peduli orang mau ngomong apa selama gw in the right path! Nyatanya menjadi diri sendiri malah memberikan gw kekuatan untuk battling terhadap penerimaan dan penolakan orang lain. Ya, pasti gak mulus tapi paling gak ada masukan positif dari diri sendiri. Yang terbaik dalam hidup adalah menerima diri kita apa adanya dan menyadari kalau orang lain bisa berbuat salah.

Gw pun pernah mengalami trauma yang setiap hari harus gw hadapin hingga saat ini. Tapi proses ini semua yang akhirnya membuat gw bisa share kepada orang lain yang mengalami hal yang sama dengan yang gw alamin. Sampai akhir hidup pun kita bakalan berproses dan battling dengan masalah-masalah yang ada. Yang terpenting kita harus tetap berjuang dan berpikir positif dengan segala hal yang ada. Susaaaaaaahhhhhhh...... tapi inget ada prosesnya.

Sedangkan proses speak up gw jika mengalami sesuatu hal yang gak gw suka adalah dengan tulisan atau berbicara langsung. Paling gak setelah itu gw merasa plong. Serius temen bicara yang berempati itu penting banget. Itulah kenapa Allah menciptakan 2 kuping dan satu mulut, guna untuk kita mendengar lebih daripada berbicara.

Jadi... buat kalian yang hari ini masih memakai topeng, sampai kapan kalian akan terus hidup dalam bayang-bayang dan kemunafikan?

Btw, Kim Seon Ho harusnya belajar Bahasa Indonesia, jadi klo ada kontroversi seperti ini dia masih bisa diterima. Hahahaha... Iya, kayaknya cuma Indonesia aja yang masih mau menerima orang-orang kontroversi (dan malah mereka bangga). Sedangkan negara lain, sekali berbuat salah, TIADA MAAF BAGIMU!

Save your mental health, buddies!

***

Bekasi, 21st August 2021
At my office, 11.07 am.
Yang sabar ya Kim...