Wednesday, July 26, 2017

Unfinished Business (Masalah yang harus segera selesai)



" O-ren Ishii, Shoubu wa mada tsuicha inai yo! "
-The Bride shouted to O-ren Ishii - 
***

Dalam sebuah adegan di film Kill Bill volume 1, diceritakanlah The Bride alias Beatrix Kiddo (yang diperankan dengan apik oleh Uma Thurman) melakukan penyusupan ke sebuah retoran yang pada saat itu sedang didatangi oleh orang yang dulu telah menganiayanya hingga nyaris tewas. Dia mempunyai dendam yang belum selesai di masa lalu. Tak lama dia pun memanggil musuhnya tersebut. "O-ren Ishii, Shoubu wa mada tsuicha ina yo!" yang jika diartikan menjadi "O-ren Ishii, you and I have unfinished business." ada urusan yang belum selesai.

Film favorit saya itu menceritakan tentang seorang wanita mantan pembunuh bayaran yang memutuskan untuk tobat dan keluar dari kelompok assasins tersebut untuk hidup normal. Tapi tanpa dinyana, ketua kelompok itu yang sekaligus mantan pacar si wanita, mendatangi reherseal wedding si wanita itu bersama anak buahnya (assasins yang lain) dan membantai wanita bernama Beatrix Kiddo tersebut. Namun suratan takdir menuliskan bahwa Beatrix belum saatnya mati. Kemudian dia bangkit dan mencari orang-orang yang dulu telah membantai teman-temannya, calon suaminya, calon mertuanya dan pak pendeta. Ada urusan di masa lampau yang belum selesai, dan dia ingin menuntaskannya dengan segera.

***

Menurut kamus Merriam Webster, pengertian Unfinished Business adalah something that a person needs to deal with or work on : something that has not yet been done, dealt with, or completed. Suatu urusan yang belum selesai dituntaskan.

Kaitannya dengan jiwa seseorang adalah sesuatu yang belum diselesaikan di masa lalu dan terbawa dalam kehidupan sekarang sehingga memengaruhi perilaku seseorang tersebut. Kemungkinan yang terjadi hanya 2, menyelesaikan sesuatu yang belum selesai itu atau terus-menerus hidup dengan dibayang-bayangi unfinished business tersebut.

Orang yang mengalami unfinished business dia cenderung akan melakukan sesuatu yang berlawanan dengan masa lalunya,  misalnya seorang yang selalu memamerkan harta yang dimilikinya, setelah diketahui dia memiliki masa lalu yang selalu dikatakan sebagai anak yang kalah berprestasi dengan kakak dan adiknya. Sebagai pelarian dari unfinished businessnya ketika dewasa, dia merasa memamerkan harta akan membuat orang-orang memperhitungkan dirinya.

Seorang senior pernah mengemukakan pengalamannya. Dia memiliki seorang anak yang berbeda dengan kakak dan adiknya. Anak keduanya itu dianggapnya terlalu sensitif. Jika dia melakukan sesuatu kesalahan dan mendapatkan teguran dari kedua orangtuanya, maka tindakan yang akan dia lakukan adalah, you know what, BUNUH DIRI!

Senior saya tersebut menceritakan, pada sebuah teguran yang teramat halus, anak itu akan berlari ke tepi jendela yang terbuka di lantai 2 rumahnya dan siap melompat ! (Sebelum akhirnya berhasil dicegah oleh senior saya tersebut). Anehnya, anak itu tidak melakukan hal itu di luar rumahnya. Jika mendapat teguran di sekolah maupun di tempat lain yang bukan dari orang tuanya, maka anak itu merasa biasa saja. Hanya dengan orang tuanya saja dia melakukan tindakan seperti itu.

Kami pun menganalisa apa yang terjadi pada anak tersebut. Saya menganalisa bahwa anak tersebut pasti di "nomor duakan" oleh orang tuanya. Walaupun senior saya tersebut mengatakan bahwa mereka memperlakukan semua anak dengan adil dan sama, namun beberapa kasus yang saya temukan, sang senior justru kecenderungannya memerhatikan anak yang pertama. Memberikan apa yang dimauinya anak pertama dan mungkin juga memenuhi keinginan anak kedua tetapi memakai penundaan yang tidak terjadi pada anak pertama. Keduanya sama-sama dipenuhi keinginannya tetapi anak kedua mengalami "penundaan" sedikit. Bagi kita orang dewasa mungkin hal tersebut not a big problem, tetapi bagi anak kecil (terlebih yang memiliki sifat sensitif) hal tersebut berarti, "DISKRIMINASI".

Teman yang lain kemudian mengemukakan bahwa bisa jadi anak tersebut memiliki "unfinished business", sesuatu yang anak tersebut rasakan sudah dimulai di masa lalu dan belum diselesaikan. Efeknya, anak itu akan terus terbayang-banyangi kejadian di masa lalu tersebut. Ditambah lagi anak tersebut adalah anak tengah dari kakak dan adik laki-laki, yang dalam pengamatan saya selalu bertipikalkan sebagai anak yang baik dan anak yang tidak dimiliki siapa2. Sang ayah cenderung ke anak pertama, dan sang ibu cenderung ke anak terakhir. Untuk menyelesaikan problem tersebut, maka orangtua harus membantu menyelesaikan "unfinished business" sang anak.

Allah berfirman dalam surat Al-Insyirah ayat 7, "Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain". Yang maknanya bahwa jika ada suatu urusan maka selesaikan urusan tersebut dengan tuntas. Artinya tidak ada lagi permasalahan dan urusan yang mengganjal pada urusan tersebut. Maka dari itu, ketimbang menyimpan masalah itu sendiri dan membawanya dalam kehidupan masa depan lebih baik bicarakan pada saat itu juga. Paulo Coelho menulis :“Telling the truth and making someone cry is better than telling a lie and making someone smile.” 

Sesuatu yang tidak tuntas itu pasti deh menjadi repot sendiri. Maka ketika ditinggalkan begitu saja, kemudian mengambil urusan yang lain efeknya juga menjadi gak bagus. Dia akan terbayang-bayang masalah yang tidak selesai itu, maka pekerjaan selanjutnya juga akan berdampak dari urusan yang belum selesai tersebut. Nah, jadi bingung sendiri kan? Hehehe... Intinya, jika kita punya suatu urusan maka selesaikan urusan tersebut dan jangan ditunda-tunda (gw banget ini mah...hahaha). Kemudian jika urusan itu sudah selesai maka kerjakanlah urusan yang lain.

Pada intinya, datangnya masalah atau cobaan itu adalah untuk diselesaikan bukan untuk ditangisi, diratapi ataupun dibiarkan begitu saja. Sesuai dengan janji Allah, gak akan ada masalah yang gak ada jalan keluarnya. Sudah sunnatullah bahwa manusia akan diberikan masalah dan cobaan dalam hidup. Tujuannya sudah pasti, menentukan mana manusia yang beriman dan mana yang malah berputus asa lalu kufur. Masalah jika disikapi dengan bijaksana maka akan membuat kita menjadi lebih dewasa dna belajar dari masalah yang kita hadapi. Solusi dari masalah? Menyelesaikannya! Gak akan selesai masalah kalau didiami begitu aja. Hadapi dengan tenang dan tarik nafas dalam2 sambil berbisik dalam hati "Allah tak akan membenani umat Nya melebihi kemampuan umat Nya". Kemudian, bismillah, mari kita berakrab-akrab dengan masalah dan berkawan dengannya agar semuanya selesai. Menangislah seperlunya, berteriaklah secepatnya, dan berkeluh kesah lah seadanya, kemudian ketika sudah tenang maka HADAPI!

"Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu benar-benar akan mendengar dari orang-orang yang diberi al-Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan." (QS : Âli ‘Imrân : 186)

Jika masalah masih berat, pilihlah teman untuk berbagi. Teman yang bisa dijadikan tempat curhat tanpa perlu menghakimi. Atau jika merasa nyaman, bisa juga dengan kelurga terdekat. Pada saat itulah terlihat pada sahabat yang sejati dan mana yang bukan. Ali Bin Abi Thali pernah berkata : Lihatlah sahabatmu itu ketika dalam kesusahan.

Sahabatlah yang seharusnya menguatkan jalan sahabatnya. Menjadikannya bangkit dan termotivasi lagi untuk menyelesaikan masalah. Dan tak lupa mengingatkan betapa dunia itu hanya sementara, kesusahan dan masalah pun hanya sementara. Allah lah tempat kita kembali.

Saya pun pernah mengalami masalah. Sering malahan. Reaksi awalnya, kaget, sedih, bingung, tersesat, males hidup, dll. Kemudian memberikan kesempatan pada diri saya untuk berhenti sejenak. Gak ngapa2in, males2an, jauhin HP, tidur, nangis, dll. Setelah itu menyadarkan diri, "Is this worth (doing nothing)?" Berazzam untuk bangkit dan berdamai dengan hati, lalu bicara baik-baik dengan si "masalah". "Ok, bro. I have faced you more many times. Im pretty sure I am able to face you again and find the promblem solving." Senyum deh, biar makin kece. Kalaupun banyak kendala-kendala, ya tinggal hadapi lagi aja. Try and try. Kadang langsung selesai, kadang udah lama baru selesai. Gampang hadapi masalah? Gak! Malah kadang mesti berdarah-darah dulu. Tapiiiii.... sensasi ketika masalah itu terselesaikan bikin gak sabar buat berada di titik itu. Percaya deh.

Semangkuk es krim sebagai perayaan kebebasan dari masalah? Leh uga tuh!
(sumber : google)

Konon coklat diceritakan sebagai obat anti stress.
Jadi setelah masalah selesai, makan coklat deh...
(sumber : google.com)


Menikmati kebebasan dari masalah yang terselesaikan. Menikmati saat bernafas lega itu. Membayangkan hari-hari terlewati dengan berakrab-akrab dengan masalah, hingga akhirnya masalah itu pergi. Apalagi jika endingnya ditambahin sambil makan es krim atau coklat kesukaan. Waah, makin tambah mantab deh...heheheh...

***

Lalu bagaimana akhir cerita dari Mbak Beatrix yang sedang menyelesaikan unfinished business-nya?

Pada akhirnya Beatrix Kiddo berhasil membunuh semua orang yang telah membantainya. Semua musuhnya itu berhasil dihabisinya satu per satu dengan tangannya sendiri, kecuali satu orang yang dihabisi oleh musuhnya yang berkhianat yang merupakan saudara seperguruan Beatrix ketika belajar kungfu. Saudara seperguruan Beatrix itu sendiri akhirnya dibiarkan hidup setelah matanya dicungkil oleh Beatrix.

Bahagia? Dendam Beatrix telah terselesaikan. Unfinished business di masa lalu itu selesai di masa kini dan membuat Beatrix merasa lega. Dia bahkan menangis pada adegan terakhir, karena masalahnya sudah selesai. Jadi sudah tidak ada beban lagi. Kemudian memeluk anaknya, sejalan dengan kamera yang mengarah zoom in. Ah, andaikan menyelesaikan masalah semudah di film..hehehe...

Selamat datang masalah! Selamat menghadapi "tantangan" ini kawan. Hadapi dengan senyuman ya (walaupun susah)! Tapi senyumnya jangan manis-manis, takut dikerubungin semut...heheheh***(yas)




Bekasi, 26th of July 2017
14.25 pm @my office
Kasih tau gak ya?! *evil smile





Ps.
Ini adalah adegan favorit saya di Kill Bill Vol.1.
Disclaimer : Hati2 banyak adegan berdarah2!



No comments: